Suara.com - Seniman dan budayawan Acil Bimbo mengatakan pernyataan pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab yang memplesetkan salam "sampurasun" menjadi "campur racun" harus didiskusikan kembali oleh semua elemen, terutama yang merasa tersinggung.
"Jadi apa memang cuma segini yang tersinggung. Saya yakin bukan cuma di Bandung saja yang tersinggung. Ini cerminan, orang Bandung sudah tidak jadi pribumi lagi di Bandung," kata Acil dikutip dari Antara.
Acil menganggap masalah ini bukan persoalan sepele.
"Kenapa dia berani, karena dia merasa kuat, percaya diri. Ini bukan lagi bercanda," kata Acil.
Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat telah melaporkan Rizieq Shihab atas tuduhan penghinaan dan pelecehan terhadap budaya Sunda karena ucapannya.
Mereka mengecam Rizieq Shihab dan melarangnya datang ke Jawa Barat, selain itu menuntutnya minta maaf secara terbuka.
Kejadian yang sangat menyinggung perasaan orang Sunda itu terjadi ketika Rizieq diundang berceramah di Purwakarta pada Senin (15/11/2015). Dalam ceramah, Rizieq mengubah salam khas Sunda, 'sampurasun' menjadi 'campur racun.'
Orang Sunda merasa dihina dan budayanya dilecehkan. Bahkan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi sangat menyayangkan sikap Rizieq. Mereka minta Rizieq segera meminta maaf kepada masyarakat Sunda.
Ketika wartawan hendak minta tanggapan FPI atas kasus tersebut, salah satu pengurus FPI, Saeroji, di markas Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat, tidak mau menanggapi. Dia malah menanyakan surat tugas wartawan.
"Tidak mau menanggapi perihal tersebut kalau tidak ada surat pengantar dari media," kata Saeroji kepada Suara.com.
Saeroji mengaku pagi tadi sudah mengusir wartawan yang datang ke markas FPI untuk tujuan yang sama.
"Tadi pagi aja ada wartawan Liputan 6 saya usir, karena tidak bawa surat pengantar," kata Saeroji.