Pengacara Elza Syarif mengatakan berkas perkara kasus tindak pidana pencucian uang yang dihadapi kliennya, Nazaruddin, sudah lengkap dan sudah dilimpahkan ke tahap penuntutan.
"Jadi sudah dilimpahkan ke pengadilan, sekarang kita konsultasi tentang persiapan persidangan," kata Elza di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (25/11/2015).
Untuk persiapan persidangan, hari ini, Elza menemui Nazarudin di Rumah Tahanan Guntur.
Sejauh ini, Elza mengaku belum mengetahui isi dakwaan jaksa KPK terhadap Nazaruddin.
Nazaruddin ditetapkan menjadi tersangka pencucian uang pada 13 Februari 2012. Puluhan saksi telah dipanggil dan aset-aset milik suami Neneng Sri Wahyuni itu disita penyidik KPK.
Nazaruddin diduga mencuci uang sebesar Rp300,85 miliar dengan cara membeli saham PT. Garuda Indonesia pakai uang korupsi terkait pemenangan PT. Duta Graha Indah.
Pembelian saham perdana PT. Garuda Indonesia dilakukan lima perusahaan yang merupakan anak perusahaan Permai Grup milik Nazaruddin. Kelima perusahaan masing-masing bernama PT. Permai Raya Wisata, PT. Exartech Technology Utama, PT. Cakrawala Abadi, PT. Darmakusumah, dan PT. Pacific Putra Metropolitan.
Atas kasus tersebut Nazaruddin dijerat Pasal 12 huruf a atau b, subsider Pasal 5 Ayat (2), subsider Pasal 11 Undang-Undang Tipikor. Selain itu, dia juga dijerat dengan Pasal 3 atau Pasal 4 juncto Pasal 6 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang TPPU.
Saat ini, Nazaruddin tengah menjalani hukuman tujuh tahun penjara di Lapas Sukamiskin. Vonis itu merupakan putusan kasasi yang dijatuhkan Mahkamah Agung pada 23 Januari 2013.
"Jadi sudah dilimpahkan ke pengadilan, sekarang kita konsultasi tentang persiapan persidangan," kata Elza di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (25/11/2015).
Untuk persiapan persidangan, hari ini, Elza menemui Nazarudin di Rumah Tahanan Guntur.
Sejauh ini, Elza mengaku belum mengetahui isi dakwaan jaksa KPK terhadap Nazaruddin.
Nazaruddin ditetapkan menjadi tersangka pencucian uang pada 13 Februari 2012. Puluhan saksi telah dipanggil dan aset-aset milik suami Neneng Sri Wahyuni itu disita penyidik KPK.
Nazaruddin diduga mencuci uang sebesar Rp300,85 miliar dengan cara membeli saham PT. Garuda Indonesia pakai uang korupsi terkait pemenangan PT. Duta Graha Indah.
Pembelian saham perdana PT. Garuda Indonesia dilakukan lima perusahaan yang merupakan anak perusahaan Permai Grup milik Nazaruddin. Kelima perusahaan masing-masing bernama PT. Permai Raya Wisata, PT. Exartech Technology Utama, PT. Cakrawala Abadi, PT. Darmakusumah, dan PT. Pacific Putra Metropolitan.
Atas kasus tersebut Nazaruddin dijerat Pasal 12 huruf a atau b, subsider Pasal 5 Ayat (2), subsider Pasal 11 Undang-Undang Tipikor. Selain itu, dia juga dijerat dengan Pasal 3 atau Pasal 4 juncto Pasal 6 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang TPPU.
Saat ini, Nazaruddin tengah menjalani hukuman tujuh tahun penjara di Lapas Sukamiskin. Vonis itu merupakan putusan kasasi yang dijatuhkan Mahkamah Agung pada 23 Januari 2013.