Pengakuan Anggota Golkar Dapat Instruksi Kawal Kasus Setnov

Senin, 23 November 2015 | 18:30 WIB
Pengakuan Anggota Golkar Dapat Instruksi Kawal Kasus Setnov
Ketua DPR RI Setya Novanto saat meninggalkan gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (17/11). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan dari Fraksi Golkar Hadi Soesilo mengaku tidak mengalami conflict of interest dalam menangani kasus Ketua DPR dari Fraksi Golkar Setya Novanto. Hadi mengatakan bisa bekerja secara netral.

"Saya nggak mau ditekan," kata Hadi di DPR, Senin (23/11/2015).

Tapi, menurut Hadi, wajar bila membela Setya Novanto karena sama-sama dari Golkar.

"Mesti ingat, MKD itu lembaga hakim, hakimnya, hakim politik, tapi tidak punya jaksa. Nah si anggota ini bersikap sebagai jaksa dan hakim. Artinya apa? Kalau anggota saya didzolimi ya saya bela. Belanya apa? Sesuai dengan aturan. Eh, kalau dibela dia salah, ya salah," kata Hadi.

Hadi mengakui mendapat arahan dari Partai Golkar untuk mengawal kasus Setya Novanto.

"(Arahannya) sesuai dengan peraturan yang ada, peraturan itu tentang tata beracara," ujar dia.

Hadi merasa tidak pernah mendapatkan intervensi dari Partai Golkar.

"Amerika saja tidak intervensi ISIS, apalagi cuma ginian. Nggak mungkin intervensilah. Intervensi itu kalau amerika nyerang isis. Kalau ini intervensi bukan? Intervensi apa?" katanya.

Sebelumnya, Ketua Fraksi Golkar Ade Komarudin mengatakan anggota Golkar yang ditempatkan di mahkamah merupakan perpanjangan tangan partai. Karenanya, menurut Ade, kader harus menjalankan perintah partai untuk mengawal kasus Setya Novanto.

"Fraksi Golkar adalah perpanjangan tangan partai. Dan kebijakan kami, (kasus ini) diserahkan seluruhnya ke MKD. Mereka yang paling paham," ujar Ade di DPR, Jumat (20/11/2015).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI