Suara.com - Kelompok gerakan ekstrem diduga anggota ISIS Indonesia merilis ancaman teror terhadap Pemerintah. Teror menggunakan media audio atau rekaman suara atas nama Santoso Abu Wardah itu disampaikan melalui media sosial dari akun Facebook Muhammad Bahrunnaim Anggih Tamtomo, Senin (23/11/2015) dinihari tadi.
Santoso sendiri diketahui sebagai pemimpin Mujahidin Indonesia Timur, kelompok teroris yang kini menjadi buronan Datasemen Khusus 88 Antiteror Polri.
Staf Ahli Deputi Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Wawan Hari Purwanto membenarkan rekaman audio teror itu adalah Santoso. Namun perlu uji forensi untuk memastikan suara dalam rekaman tersebut.
"Kalau dugaan awal betul, tetapi harus diversifikasi dengan para ahli forensik dulu," kata Wawan saat dihubungi, Senin siang.
Menurut dia ancaman kelompok ISIS melalui media sosial itu sudah biasa. Dan mereka juga sudah kerab melakukan aksi teror dengan meladakkan bom di beberapa negara, maka Pemerintah perlu mewaspadai dan mengambil tindakan.
"Ancaman seperti itu kan sering mereka ucapkan, bom juga sudah beberapa kali terjadi, jadi ini bukan hal baru. Oleh karena itu (semua pihak) harus sadar bahwa ancaman itu tetap ada," ujarnya.
Untuk mengantisipasi gerakan kelompok ekstrim itu, lanjutnya, aparat keamanan telah mengambil langkah-langkah untuk menangani permasalahan itu. BNPT bersama Kepolisian dan stake holder lain juga telah berkoordinasi untuk melakukan pencegahan.
"Sudah dilakukan (antisipasi). Kami juga terus berkoordinasi, karena ini mengangkut pencegahan. Sehingga informasi apapun yang kami dapat terkait dugaan ancaman tetap kami tampung," kata dia.
BNPT juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak terprovokasi atas gerakan propaganda kelompok akstrim tersebut.
"Kami juga minta kepada masyarakat untuk tidak terpancing dengan propaganda semacam ini, karena hal semacam ini sudah sering terjadi," katanya.