Hanya sawit atau lahan gambut yang berasap dan sisa karet yang pernah ditanam ludes tak tersisa. Paling beruntung, sebagian batang karet yang pernah ditanam warga sudah gosong.
Untuk menembus jarak 100 meter dari pinggiran sungai ke lahan, kaki sering terjeblos hingga kedalaman setengah meter di bekas bakaran lahan gambut.
“Dulu mereka mengatakan ‘kalau bapak-bapak menanam pohon, lihat nanti 10 tahun ke depan tidak perlu ke luar kampung dan menyadap karet’ gimana mau disadap? Orang pohon karetnya yang ditanam saja semua terbakar, ditambah lagi ada kebun sawit,” sesal Noorhadie
Dari dokumen yang diperoleh suara.com, PT KLM rupanya mendapat izin perkebunan sawit hingga 5.101 hektar dari Pemerintah Kabutaen Kuala Kapuas.
Anehnya, izin itu baru sebatas arahan lokasi yang diterbitkan pada 25 Maret 2014, persis setelah progam rehabilitasi dari KFCP berakhir.
Dari penelusuran, juga didapati kalau PT KLM adalah bagian dari Julong Group yang berbasis di Tianjin, Cina, dan masuk kategori PBS, alias perusahaan besar swasta yang berinvestasi di Kapuas.
Laman www.julongchina.com, melansir kalau raksasa Julong Group total mengelola total 140 ribu hektar perkebunan sawit di Kalimantan.
Patok hutan lindung di tengah kebun sawit
Apa yang terjadi di Mantangai Hulu, hampir serupa tejadi pula di kawasan yang berbatasan dengan Mantangai.