Proyek Rehabilitasi Gagal, Kebun Sawit Jadi Raja di Kapuas

Laban Laisila Suara.Com
Senin, 23 November 2015 | 07:31 WIB
Proyek Rehabilitasi Gagal, Kebun Sawit Jadi Raja di Kapuas
Lahan perkebunan sawit di Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah. [Suara.com/Laban Laisila]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Di seberang kanal, terlihat dua alat berat terpakir di atas lahan kebun sawit tanpa menemukan satupun petugas perkebunan.

“Ini kebun sawit milik PT Kalimantan Lestari Mandiri (KLM), dulu warga pernah tanami karet jelutung, tapi sekarang berubah jadi sawit, warga tak bisa lagi berladang di sini. Pemerintah sudah kasih ke PT,” kata Noorhadie Karben, warga Dayak Ngaju, bekas Sekdes Mantangai Hulu.

Kebun sawit PT KLM berdiri di atas lahan bekas proyek sejuta hektar Pengembangan Lahan Gambut (PLG), Kalimantan Tengah.

Proyek ambisius pemerintahan Soeharto ini dimulai pada 1996 dengan maksud ketahanan pangan dan menyebar transmigran dari Jawa.

Kala itu, jutaan pohon dibabat habis, termasuk hutan lindung yang tegak berdiri di kawasan kubah gambut Kapuas sedalam lebih dari 8 meter.

Belakangan proyek mangkrak  setelah Soeharto lengser dan menyisakan kerusakan lahan gambut terbuka  di tiga kabupaten dan satu kota, termasuk Kuala Kapuas.

Rehabilitasi setengah hati berganti sawit

18 tahun kemudian, di lahan eks PLG  tempat kami berdiri sekarang, terhampar kebun sawit milik PT KLM yang beroperasi pada 2014 lalu.

“Sawit ini paling baru berumur dua bulan, beberapa bulan lalu kami mampir ke sini belum ada. Masih kosong,” terang Noorhadie.

Di lahan inilah, kata Noorhadie, dulu warga mencari penghidupan. Mencari madu, berburu, berladang karet dan mencari ikan yang terjebak di kanal. Semua berubah sejak hutan berubah gundul.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI