Indonesia Minta ASEAN-AS Jaga Laut Cina Selatan

Ardi Mandiri Suara.Com
Sabtu, 21 November 2015 | 23:42 WIB
Indonesia Minta ASEAN-AS Jaga Laut Cina Selatan
Jokowi Hadiri KTT ASEAN
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia meminta agar kemitraan ASEAN-Amerika Serikat (AS) dapat berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas kawasan salah satunya di wilayah Laut Cina Selatan.

"Semua pihak harus mencegah kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan tensi, mengutamakan 'mood of cooperation' daripada 'mood of rivalries', menghormati hukum internasional dan kebebasan navigasi," kata Presiden Jokowi pada KTT ke-3 ASEAN-AS di Kuala Lumpur Convention Center (KLCC), Sabtu (21/11/2015).

Menurut Presiden, kemitraan strategis ASEAN-AS yang sudah terjalin selama hampir 40 tahun menunjukkan semakin kokohnya hubungan keduanya.

Terkait kemitraan ASEAN-AS, Presiden Jokowi juga menyatakan perlunya peningkatan kerja sama penanganan perubahan iklim. "Kemitraan ASEAN-AS perlu diarahkan pula untuk pencapaian komitmen masing-masing Negara terhadap isu perubahan iklim," kata Presiden.  Selain itu, Presiden juga berpendapat bahwa COP 21 di Paris harus sukses, di samping komitmen setiap negara perlu dikedepankan.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi kembali menegaskan komitmen Indonesia untuk mengurangi 29 persen emisi di bawah "business as usual" pada tahun 2030.

"Pengurangan dapat mencapai 41 persen dengan kerja sama internasional," kata Presiden. Terkait masalah Illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IUU Fishing), Presiden Jokowi berharap kemitraan ASEAN-AS dapat ditujukan bagi pemberantasan IUU Fishing.

Presiden menyampaikan bahwa Indonesia yang dua pertiga wilayahnya adalah lautan, akibat IUU, selama bertahun-tahun mengalami kerugian sebanyak tiga juta ton ikan atau senilai Rp300 triliun hilang setiap tahunnya.

Pesiden Jokowi menambahkan "IUU Fishing" terbukti pula berkaitan dengan "drugs trafficking, people smuggling, slavery" dan kejahatan trans-nasional lainnya.

Presiden menyambut baik kepemimpinan AS dalam pelaksanaan pertemuan mengenai masalah Suriah di Wina, Austria, pada Oktober lalu.

Menurut Presiden, untuk mendapatkan solusi terbaik atas masalah Suriah, diperlukan pendekatan bersama (unified approach).

Lebih lanjut Presiden Jokowi menyerukan pentingnya menanamkan nilai-nilai kemajemukan, toleransi dan moderasi. Presiden juga mendorong peningkatan kerja sama guna memerangi aksi terorisme dan ekstremisme.

Presiden juga menyampaikan apresiasi atas dukungan AS terkait prakarsa Indonesia mengenai draft EAS Statement on Enhancing Regional Maritime Cooperation.

"Bersama kita upayakan agar draft tersebut dapat disetujui semua Negara EAS," kata Presiden.

KTT ke-3 ASEAN-AS itu dihadiri oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama, PM Malaysia Najib Abdul Razak selaku Ketua ASEAN dan Kepala Negara/Kepala Pemerintahan Negara di ASEAN. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI