Ini Rincian Dana yang Dihabiskan ISIS untuk Meneror Paris

Ruben Setiawan Suara.Com
Sabtu, 21 November 2015 | 06:40 WIB
Ini Rincian Dana yang Dihabiskan ISIS untuk Meneror Paris
Sebuah rangkaian lilin di acara untuk mengenang korban teror Paris. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kelompok militan yang membantai 130 orang di Paris, Prancis, Jumat lalu, diduga menghabiskan dana hingga 7.000 Euro atau sekitar Rp102 juta untuk melancarkan aksinya.

Menyusul serangan teror yang diklaim dilakukan ISIS pada Jumat, 13 November tersebut, sejumlah negara-negara dunia berupaya mencari tahu sumber pendanaan para pelaku teror.

Dalam hitungan hari, Prancis dan Belgia mengumumkan telah mengalokasikan dana sebesar 1 miliar Euro untuk memperkuat keamanannya.

Sebaliknya, serangan tersebut, diduga hanya memerlukan perangkat yang tak lebih dari beberapa pucuk senapan Kalashnikov dan amunisi, bom bunuh diri rakitan, mobil sewaan, dan apartemen. Dengan peralatan yang sederhana, dapat diperkirakan kedelapan penyerang menghabiskan dana yang relatif sedikit untuk melakukan pembantaian.

Serangan 11 September 2001 ke menara kembar WTC, New York, diperkirakan menghabiskan dana antara 400 ribu hingga 500 ribu Dolar, menurut Komisi 9/11. Dana sebesar itu digunakan untuk memberikan pelatihan pilot bagi para pembajak pesawat, serta biaya hidup untuk jangka panjang guna mengikuti pelatihan dan persiapan.

Berdasarkan kalkulasi yang dilakukan Reuters, serangkaian aksi serangan yang dilakukan di Paris hanya memerlukan dana sebesar 2 persen dari angka tersebut. Reuters tidak bisa menghitung biaya yang dipakai oleh komplotan yang kemungkinan juga datang dari luar Prancis dan Belgium. Dana yang mereka keluarkan tidak termasuk dalam dana untuk melakukan serangan.

Bagian tersulit dari serangan itu, yakni membuat bom bunuh diri, hanya membutuhkan material berharga murah. Sejumlah sumber keamanan mengatakan, pekerjaan ini kemungkinan dilakukan oleh tenaga ahli pembuat bom yang bukan salah satu penyerang.

Ketujuh penyerang yang tewas dalam serangan Paris mengenakan sabuk bom bunuh diri. Kesemuanya menggunakan bahan peledak TATP, baterai, dan tombol peledak sejenis, demikian disampaikan polisi Prancis.

TATP atau "Mother of Satan" adalah bahan peledak yang bisa dibuat dari produk rumah tangga. Bom ini pulalah yang dipakai dalam serangan di London para bulan Juli 2005 silam, juga oleh pelaku bom sepatu yang mencoba meledakan sebuah pesawat pada bulan Desember 2001 silam.

Bahan-bahan kimia pembuatannya bisa didapatkan di toko-toko obat dengan harga sekitar 5 sampai 10 Euro. Sementara itu, baut-baut yang digunakan pada bom bunuh diri di Stadion Stade de France berharga sekitar 150 Euro untuk 500 butir baut di toko perkakas.

Delapan penyerang tersebut tinggal di dua apartemen. Salah satunya disewa untuk satu pekan, sementara lainnya disewa untuk tiga malam saja. Biaya sewanya sekitar 680 Euro.

Kendaraan Volkswagen Polo, Seat leon, dan Renault Clio yang disewa para militan untuk berangkat dari Brussels, Belgia, ke Paris, kemungkinan berharga sekitar 595 Euro, untuk hitungan sewa selama satu pekan, termasuk bahan bakar dan biaya tol.

Sepucuk senjata Kalashnikov bisa dibeli di negara-negara Uni Eropa dengan harga sekitar 300 sampai 700 Euro. Sementara itu, harga ratusan peluru kaliber 7,62 untuk melakukan penyerangan diperkirakan berharga sekitar 500 sampai 2.000 Euro.

Dengan demikian, biaya untuk mendapatkan tiga pucuk Kalashnikov yang digunakan pada penyerangan di teater Bataclan, tiga pucuk yang ditemukan di salah satu mobil, serta sepucuk lainnya, dana yang dikeluarkan sekitar 5.400 Euro.

Seluruh biaya tersebut belum termasuk dana yang kemungkinan dikeluarkan para penyerang untuk datang dari Suriah ke Eropa melalui Turki dan Yunani, mengingat salah satu pelaku bom bunuh diri di depan Stadion Stade de France ditemukan bersama sebuah paspor Suriah.

Biaya paling murah dengan menggunakan perahu karet, mengutip keterangan dari berbagai pihak termasuk biro perjalanan, polisi, dan organisasi kemanusiaan, biayanya sekitar 1.200 Euro. Sedangkan, jika menggunakan kapal yang lebih aman, lengkap dengan dokumen palsu, biayanya mencapai 5.000 Euro. (Reuters)

REKOMENDASI

TERKINI