Suara.com - Kelompok militan yang membantai 130 orang di Paris, Prancis, Jumat lalu, diduga menghabiskan dana hingga 7.000 Euro atau sekitar Rp102 juta untuk melancarkan aksinya.
Menyusul serangan teror yang diklaim dilakukan ISIS pada Jumat, 13 November tersebut, sejumlah negara-negara dunia berupaya mencari tahu sumber pendanaan para pelaku teror.
Dalam hitungan hari, Prancis dan Belgia mengumumkan telah mengalokasikan dana sebesar 1 miliar Euro untuk memperkuat keamanannya.
Sebaliknya, serangan tersebut, diduga hanya memerlukan perangkat yang tak lebih dari beberapa pucuk senapan Kalashnikov dan amunisi, bom bunuh diri rakitan, mobil sewaan, dan apartemen. Dengan peralatan yang sederhana, dapat diperkirakan kedelapan penyerang menghabiskan dana yang relatif sedikit untuk melakukan pembantaian.
Serangan 11 September 2001 ke menara kembar WTC, New York, diperkirakan menghabiskan dana antara 400 ribu hingga 500 ribu Dolar, menurut Komisi 9/11. Dana sebesar itu digunakan untuk memberikan pelatihan pilot bagi para pembajak pesawat, serta biaya hidup untuk jangka panjang guna mengikuti pelatihan dan persiapan.
Berdasarkan kalkulasi yang dilakukan Reuters, serangkaian aksi serangan yang dilakukan di Paris hanya memerlukan dana sebesar 2 persen dari angka tersebut. Reuters tidak bisa menghitung biaya yang dipakai oleh komplotan yang kemungkinan juga datang dari luar Prancis dan Belgium. Dana yang mereka keluarkan tidak termasuk dalam dana untuk melakukan serangan.
Bagian tersulit dari serangan itu, yakni membuat bom bunuh diri, hanya membutuhkan material berharga murah. Sejumlah sumber keamanan mengatakan, pekerjaan ini kemungkinan dilakukan oleh tenaga ahli pembuat bom yang bukan salah satu penyerang.
Ketujuh penyerang yang tewas dalam serangan Paris mengenakan sabuk bom bunuh diri. Kesemuanya menggunakan bahan peledak TATP, baterai, dan tombol peledak sejenis, demikian disampaikan polisi Prancis.
TATP atau "Mother of Satan" adalah bahan peledak yang bisa dibuat dari produk rumah tangga. Bom ini pulalah yang dipakai dalam serangan di London para bulan Juli 2005 silam, juga oleh pelaku bom sepatu yang mencoba meledakan sebuah pesawat pada bulan Desember 2001 silam.
Bahan-bahan kimia pembuatannya bisa didapatkan di toko-toko obat dengan harga sekitar 5 sampai 10 Euro. Sementara itu, baut-baut yang digunakan pada bom bunuh diri di Stadion Stade de France berharga sekitar 150 Euro untuk 500 butir baut di toko perkakas.