Suara.com - Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve mengakui kalau selama ini tak pernah mendapat informasi apapun dari negara-negara Eropa terkait otak pelaku teror Paris, Abdelhamid Abaaoud (28), yang bisa lolos ke Prancis dari Suriah.
"Kami tidak mendapat informasi apa pun dari negara-negara Eropa lain bahwa ia berhasil melintas sebelum tiba di Prancis," kata Bernard, Kamis (19/11/2015), waktu setempat.
Abdelhamid adalah warga negara Belgia yang tergabung dalam Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah.
Dia dipastikan tewas dalam serangan besar-besaran oleh polisi, lima hari setelah serangkaian serangan mematikan di Paris yang menewaskan 129 orang dan melukai lebih dari 350 orang lainnya.
Sebelumnya kata Bernard, Prancis beberapa kali mengagalkan rencana teror hingga otak pelaku sampai di Prancis.
“Enam serangan telah berhasil dihindari atau digagalkan oleh petugas Prancis sejak musim semi 2015. Abaaoud terlibat dalam empat dari enam serangan tersebut,” lanjut Bernard lagi.
Keberadaan Abaaoud di Prancis menimbulkan pertanyaan besar tentang kegagalan keamanan dan kerjasama di Eropa.
Pada 16 November 2015, atau tiga hari setelah pertumpahan darah di Paris, badan intelijen salah satu negara di luar Eropa mengindikasikan mereka mengetahui kehadiran Abaaoud di Yunani.
Cazeneuve mengatakan Abaaoud terlibat dalam rencana serangan yang gagal ke sebuah gereja di dekat Paris ketika secara tidak sengaja kakinya tertembak oleh tersangka lainnya, yakni Sid Ahmed Ghlam.
"Semua orang harus mengerti pentingnya Eropa bangkit, membenahi diri, dan mempertahankan diri melawan ancaman terorisme," kata dia. (Reuters)