Suara.com - Langkah Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral Sudirman Said melaporkan Ketua DPR Setya Novanto ke Mahkamah Dewan Kehormatan karena diduga mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika meminta saham kepada PT. Freeport Indonesia sebagai imbalan atas andil memperpanjang kontrak karya berhasil membuat kegaduhan.
Peneliti Indonesian Institute for Development and Democracy Arif Susanto menilai langkah Sudirman Said hanya manuver untuk lolos dari rencana perombakan kabinet yang akan dilakukan Presiden Joko Widodo.
"Sudirman Said sejak ada isu reshuffle, yang dilakukan itu berulang-ulang membuat sebuah akrobat politik," kata Arif di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (19/11/2015).
Menurut Arif selama ini Sudirman sudah tiga kali membuat kejutan.
"Ada tiga akrobat besar. Pertama, Sudirman Said mengatakan bahwa bertahun-tahun rencana pembubaran Petral berhenti di meja SBY (mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono). Yang kedua mengatakan hasil audit Petral menunjukkan adanya mafia. Kalau memang mafia ada di Petral problemnya, mengapa aparat hukum tak masuk disana. Kehebohan ketiga terkait laporan di MKD sekarang ini," kata Arif.
Arif pun menantang Sudirman untuk membuktikan Sudirman tidak terlibat dalam pembicaraan perpanjangan kontrak karya Freeport.
"Saya tantang Sudirman Said untuk mengatakan pada publik, untuk membeberkan keterkaitan peristiwa tersebut, yang membuktikan apakah dirinya bagian dari permainan atau tidak," kata dia.
Sudirman Laporkan Setnov Catut Nama Jokowi Dianggap Cuma Akrobat
Kamis, 19 November 2015 | 17:31 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
07 November 2024 | 20:33 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI