Lagi, ISIS Eksekusi Warga Asing, Kali Ini Asal Norwegia dan Cina

Ruben Setiawan Suara.Com
Kamis, 19 November 2015 | 10:11 WIB
Lagi, ISIS Eksekusi Warga Asing, Kali Ini Asal Norwegia dan Cina
Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg dan Menlu Borge Brende di Oslo, Norwegia. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - ISIS kembali mengeksekusi mati dua orang warga negara asing, yakni tawanan asal Norwegia dan Cina. Hal itu diungkap ISIS lewat beberapa foto jenazah dalam terbitan terbaru majalah ISIS.

Dabiq, majalah ISIS berbahasa Inggris yang terbit pada Rabu (18/11/2015), memampang foto jenazah dua orang tawanan. Di dekat jenazah mereka, terpasang sebuah spandung bertuliskan "Executed" yang berarti "telah dieksekusi". Namun, tidak disebutkan bagaimana, kapan, dan di mana keduanya dibunuh.

Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg, dalam sebuah konferensi pers di Oslo, mengatakan bahwa lelaki Norwegia yang dieksekusi ISIS bernama Ole Johan Grimsgaard-Ofstad. Pada bulan September silam, Solberg mengatakan ada seorang warga negara Norwegia yang ditawan di Suriah sejak bulan Januari dan diyakini berada di tangan ISIS.

"Kami mengutuk pembunuhan ini," kata Solberg.

Menteri Luar Negeri Norwegia, Boerge Brende menambahkan, pemerintah tidak punya alasan untuk membantah kebenaran foto yang diterbitkan itu.

September silam, Norwegia menyatakan tidak berniat membayar tebusan bagi pembebasan Grimsgaard-Ofstad.

Sementara itu, juru bicara Menteri Luar Negeri Cina Hong Lei mengatakan, pemerintah Cina amat terkejut dengan adanya laporan terebut. Namun, pihaknya masih mencari informasi lebih lanjut soal eksekusi terhadap warga negaranya itu.

Hong mengatakan, pemerintah Cina telah mengupayakan pembebasan sandera dari negara mereka. Bulan September lalu, Cina mengatakan bahwa salah satu warganya ditangkap ISIS.

ISIS mengklaim warga Cina tersebut sebagai Fan Jinghui, seorang lelaki berusia 50 tahun yang berprofesi sebagai konsultan lepas dari Beijing. Namun, Cina belum mengkonfirmasi data tersebut.

Lansiran Beijing News, Fan kemungkinan adalah mantan pekerja periklanan yang tinggal di pinggiran Kota Beijing, namun perusahaannya tutup pada tahun 2003. Tidak diketahui pasti mengapa dirinya pergi ke Timur Tengah.

Pada edisi majalah Dabiq sebelumnya, foto kedua lelaki tersebut sudah ditampilkan. Ketika itu, mereka tampil dengan pakaian kuning dan kepala plontos.

ISIS menyebut, pemerintah telah meninggalkan mereka. Disebutkan pula bahwa mereka akan dibebaskan jika ada yang membayar tebusan. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI