Suara.com - ISIS, pada Rabu (18/11/2015) merilis sebuah foto minuman kaleng merek Schweppes yang diklaim digunakan untuk merakit bom. Bom rakitan tersebut, klaim ISIS, dipakai untuk menjatuhkan pesawat Metrojet milik Rusia di Sinai, Mesir, bulan lalu.
Dalam foto yang dimuat di majalah propaganda ISIS, Dabiq, tampak sebuah kaleng minuman ringan Schweppes Gold, juga sebuah detonator dan saklar. Jika klaim tersebut benar, tiga komponen sederhana tersebut merupakan ancaman bagi keselamatan dunia penerbangan di seluruh dunia.
"Para tentara Salib dari timur dan barat berpikir mereka aman di dalam pesawat-pesawat jet mereka saat dengan cara pengecut mereka membombardir Muslim di kekhalifahan," bunyi artikel di majalah Dabiq, mengacu pada Rusia dan Negara-negara Barat.
"Maka pembalasan dendam diberikan kepada mereka yang merasa aman di dalam kokpit," lanjut artikel tersebut.
Menanggapi hal tersebut, juru bicara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kirby menyatakan bahwa pemerintah AS tidak dalam posisi membenarkan klaim majalah tersebut.
ISIS, lewat majalah tersebut, juga merilis sebuah foto yang memperlihatkan paspor milik penumpang Rusia yang tewas dalam insiden jatuhnya Metrojet. ISIS mengklaim, paspor-paspor itu diperoleh seorang pejuang mujahidin. Belum dapat dipastikan keaslian dari foto-foto tersebut.
ISIS mengklaim memanfaatkan celah di bandara Sharm el-Sheikh, tempat pesawat tersebut lepas landas menuju Saint Petersburg, Rusia. Lewat celah keamanan tersebut, ISIS berhasil menyelundupkan sebuah bom ke atas pesawat.
ISIS mengatakan, awalnya mereka berniat menjatuhkan pesawat milik negara yang ikut serta dalam koalisi melawan ISIS di Suriah dan Irak. Namun, ISIS berubah haluan dan memilih pesawat Rusia sebagai target, menyusul keikutsertaan negara tersebut dalam perang di Suriah.
"Sebuah bom diselundupkan ke dalam pesawat, mengakibatkan kematian 219 warga Rusia dan lima tentara salib lainnya hanya dalam satu bulan setelah keputusan Rusia yang ceroboh," tulis Dabiq. (Reuters)