Suara.com - Ketua Panitia Khusus Angket Pelindo II DPR Rieke Diah Pitaloka berharap Menteri ESDM Sudirman Said punya rekaman pembicaraan anggota Pansus Angket Pelindo II, seperti yang terjadi dalam kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk minta saham PT. Freeport Indonesia yang diduga dilakukan Ketua DPR Setya Novanto.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan tersebut mengatakan demikian karena takut ada upaya menggembosi dari dalam pansus sendiri.
Dalam kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden, Sudirman Said melaporkan Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan dengan disertai bukti transkrip percakapan dalam sebuah pertemuan untuk membicarakan perpanjangan Freeport yang terdiri dari tiga orang, salah satunya diduga Setya Novanto.
"Saya minta bantuan Pak Sudirman Said atau timnya dan juga KPK untuk melakukan penyadapan yang sama terhadap seluruh anggota dan pimpinan Pansus Pelindo, seluruh pihak-pihak termasuk di kementerian dan lembaga apa pun yang ada kaitannya dengan Pelindo II. Mohon dibantu agar tidak ada aliran dana pada siapapun sebagai upaya penggembosan terhadap pansus angket Pelindo II," kata Rieke, Rabu (18/11/2015).
Rieke mengaku telah mendengar rumor ada iming-iming dari pihak tertentu senilai 30 juta dolar AS sampai 50 juta dolar AS untuk upaya menggembosi Pansus Angket Pelindo II agar tidak berlanjut.
Rieke juga mendengar rumor ada beberapa pihak yang diajak jalan-jalan dan melakukan pertemuan di luar negeri.
"Semoga rumor dan gosip tersebut tidak benar," kata Rieke.
Pansus Pelindo II akan fokus bekerja untuk mengembalikan aset negara yang dikuasai pihak asing di Pelindo II dan terindikasi dibiarkan begitu saja oleh manajemen perusahaan.
Pansus akan mendorong agar kontrak Terminal Peti Kemas Jakarta yang berpotensi merugikan negara hingga Rp20 triliun dihentikan.