Polda Metro Bongkar Sindikat Penjualan Satwa Liar di Jakarta

Rabu, 18 November 2015 | 17:02 WIB
Polda Metro Bongkar Sindikat Penjualan Satwa Liar di Jakarta
Ungkap Sindikat Perdagangan Satwa
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aparat Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya telah membongkar sindikat perdagangan satwa dilindungi yang ada di Jakarta. Dalam upaya mengungkap kasus ini, polisi telah menangkap enam orang tersangka.

"Dalam kurun waktu 11 hari, bisa kita tangkap 6 tersangka, berikut enam barang bukti hewan dilindungi," ungkap Dirkrimsus Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Mudjiono, saat menggelar konferensi pers, Rabu (18/11/2015).

Keenam orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka, masing-masing adalah warga negara Libya berinisial YAM yang berperan sebagai pembeli satwa; petugas balai karantina satwa langka di Bandara Soekarno-Hatta berinsial MS yang berperan meloloskan satwa ke luar negeri; DA dan NKW selaku pemilik dan penjual satwa; JA selaku perantara dan pemilik satwa; serta AW selaku marketing yang membuat akun di media sosial.

"Enam tersangka itu, satu di antaranya warga negara asing yaitu asal Libya. Satu tersangka oknum PNS di Balai Besar Karantina Peternakan Soekarno-Hatta, empat orang penjual termasuk broker," papar Mudjiono.

Mudjiono menerangkan, modus penjualan satwa dilindungi itu dilakukan para tersangka melalui media sosial.

"Cukup canggih, sehingga jangkauannya cukup luas. Jual belinya lintas batas negara," katanya.

Dari penangkapan ini, polisi juga mengamankan barang bukti yakni satu ekor macan dahan, dua ekor owa Sumatera, satu ekor beruang madu, empat ekor burung cendrawasih. Selain itu juga disita satu unit mobil merk Honda, satu unit sepeda motor merk Honda, 13 unit HP, serta uang tunai sejumlah Rp65 juta.

"Di antara tersangka ada yang pernah mengirim satwa orangutan ke Dubai dan Kuwait pada Juli kemarin. Dua orangutan dikirim ke Kuwait, satu beruang madu ke Dubai," jelasnya.

Atas perbuataannya itu, keenam tersangka ini disangkakan melanggar pasal 40 ayat 2 Jo pasal 21 ayat 2 huruf a UU RI No.5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya Jo pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI