Cara Satire Charlie Hebdo Sikapi Teror di Paris

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 18 November 2015 | 13:43 WIB
Cara Satire Charlie Hebdo Sikapi Teror di Paris
Karangan bunga di depan kafe La Belle Equipe, salah satu lokasi ledakan bom (17/11)[Reuters/Jacky Naegelen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Majalah Prancis "Charlie Hebdo" yang menjadi target serangan mematikan oleh kelompok militan Januari lalu, dalam edisi terbarunya membela para korban serangan teror di Paris 13 November.

Majalah satir mingguan yang merupakan ikon kebebasan berpendapat di Perancis itu,  dalam edisi terbarunya  terbit dengan halaman depan bergambar karikatur para militan bersenjata dan orang-orang Barat yang sedang bersuka ria.

"Mereka bersenjata. Hancurkan mereka. Kita punya sampanye,"  menjadi judul edisi terbaru Charlie Hebdo disertai gambar minuman yang dikonsumsi anak muda yang sedang bersenang-senang tersembur keluar dari lubang-lubang bekas peluru di tubuh mereka.

Edisi tersebut merupakan yang pertama kali sejak serangan pada Jumat malam waktu Paris yang menewaskan 129 orang yang sedang minum-minum di teras kafe-kafe Paris dan mereka yang sedang menikmati konser musik di stadion Bataclan.

Serangan paling mematikan di Eropa selama satu dekade terakhir yang diklaim dilakukan oleh kelompok bersenjata ISIS itu, terjadi 10 bulan setelah serangan yang dilakukan sekelompok laki-laki bersenjata yang menewaskan 17 orang di Paris. Beberapa di antaranya tewas di toko swalayan Yahudi sedangkan sebagian besar tewas di kantor Charlie Hebdo.

Majalah yang oleh beberapa kalangan dinilai sangat kasar dan tidak sensitif itu kehilangan banyak kartunis legendaris yang sering 'mengejek' agama-agama di dunia termasuk agama Islam dalam serangan 7 Januari 2015.

Tiras dan ketenaran internasional Charlie Hebdo meroket sejak serangan tersebut, namun saat ini majalah itu masih berjuang pulih dari tragedi. Charlie Hebdo selamat dari kehancuran keuangan dengan lonjakan simpati para pelanggan pada awal tahun ini. Tragedi itu juga menjadi berita utama dunia. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI