Rusia Siapkan Rp688 M untuk Penangkap Pelaku Pengeboman Pesawat

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 18 November 2015 | 08:16 WIB
Rusia Siapkan Rp688 M untuk Penangkap Pelaku Pengeboman Pesawat
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Rusia Vladimir Putin bertekad memburu semua orang yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Metrojet di Sinai, Mesir, beberapa pekan silam. Rusia juga menjanjikan hadiah uang sebesar 50 juta Dolar atau setara Rp688 miliar bagi siapapun yang bisa menangkap para pelaku pengeboman pesawat yang menewaskan 224 orang tersebut.

"Kami akan menemukan mereka dimanapun di planet ini dan menghukum mereka," kata Putin dalam sebuah tayangan langsung dari Istana Kremlin, Selasa (17/11/2015).

Putin memerintahkan angkatan laut Rusia di kawasan Mediterania Timur untuk berkoordinasi dengan Prancis guna melakukan serangan bom jarak jauh serta rudal jelajah ke target-target ISIS di Suriah. Putin juga akan menambah armada tempurnya menjadi 37 pesawat.

Sebelum hari Selasa, Rusia mengesampingkan pendapat dari negara-negara Barat bahwa jatuhnya Metrojet pada 31 Oktober lalu adalah ulah teroris. Namun, empat hari setelah serangan teror yang menewaskan 129 orang di Paris, kepala Dinas Rahasia Federal Rusia (FSB) Alexander Bortnikov, menyatakan bahwa serpihan bahan peledak buatan asing ditemukan dalam pecahan pesawat dan barang-barang penumpang.

"Kami dapat mengatakan ini adalah aksi teroris," kata Bortnikov.

Otoritas Mesir telah menahan dua karyawan bandara Sharm el-Sheikh, lokasi awal peledakan pesawat direncanakan. Sejauh ini, sebanyak 17 orang sudah ditangkap, di mana dua diantaranya dituding membantu pelaku lain yang memasang bom di pesawat.

Pesawat Metrojet yang dioperasikan maskapai Kogalymavia sedang dalam penerbangan dari Sharm el-Sheikh menuju Saint Petersburg saat meledak dan jatuh di Sinai. Seluruh penumpang dan kru tidak ada yang selamat. ISIs mengklaim bertanggung jawab atas insiden tersebut. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI