Suara.com - Para pemimpin negara yang tergabung dalam kelompok G20, pada Senin (16/11/2015), menyatakan komitmen untuk menjalin kekuatan guna menciptakan perdamaian di Suriah, dan menghancurkan jaringan ISIS. Mereka berharap, upaya tersebut dapat meredam aksi ekstrimis pascaserangan Paris.
Seperti dikutip dari AFP, dalam pertemuan yang digelar di Turki, para kepala negara anggota kelompok G20 menyebut bahwa serangan bom dan senjata di Paris tidak dapat diterima secara kemanusiaan.
Secara konkret, mereka akan berbagi informasi intelijen untuk mencegat pergerakan tentara ISIS menyeberang perbatasan. Kelompok kerja sama bidang ekonomi itu juga mendesak agar seluruh negara sama-sama menanggung beban pengungsi yang datang berbondong-bondong dari kawasan konflik menuju Eropa.
Pertemuan G20 memang didominasi pembahasan tentang perlunya aksi terkoordinasi di Suriah pascaserangan Paris yang menewaskan 129 orang tersebut, Namun, pertemuan tersebut juga membahas tentang upaya antisipasi terhadap perubahan iklim.
G20 atau Kelompok 20 terdiri dari 19 negara dan ditambah dengan Uni Eropa. Negara-negara G20 ini menguasai 75 persen dari perdagangan dunia. Indonesia adalah satu-satunya negara ASEAN yang menjadi anggota G20.
Lima negara dari benua Asia yang menjadi anggota G20 adalah Arab Saudi, Republik Rakyat Tiongkok, India, Jepang dan Korea Selatan. Tigabelas negara lainnya adalah Afrika Selatan, Amerika Serikat, Argentina, Australia, Brasil, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Meksiko, Prancis, Rusia dan Turki.