PM Prancis: Agenda Teroris Banyak, Termasuk ke Negara Eropa Lain

Senin, 16 November 2015 | 20:39 WIB
PM Prancis: Agenda Teroris Banyak, Termasuk ke Negara Eropa Lain
Petugas perbatasan Prancis mengawasi dan memeriksa kendaraan yang melintas di Bardonnex, perbatasan antara Prancis dan Swiss, di Saint-Julien-en-Genevois, Senin (16/11/2015). [Reuters/Pierre Albouy]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepolisian Prancis melalukan penggerebekan di sejumlah rumah dan tempat-tempat yang diduga didiami tersangka militan, sepanjang malam di berbagai lokasi di negeri itu. Seiring langkah lanjutan tersebut, Perdana Menteri (PM) Prancis, Manuel Valls, pun mewanti-wanti bahwa ada potensi serangan lainnya yang bisa saja terjadi.

Menurut Valls, sejak musim panas tahun ini saja, lembaga intelijen Prancis telah berhasil mengantisipasi dan mencegah setidaknya lima rencana serangan (teror).

"Kami tahu bahwa ada banyak serangan lainnya yang tengah dipersiapkan, tidak saja di Prancis, tapi juga di negara-negara Eropa lainnya," ungkap Valls, Senin (16/11/2015), dalam wawancaranya di radio RTL, seperti dikutip Reuters.

Kepada Reuters pula, sumber kepolisian Pancis menyebut bahwa aparat melakukan penggerebekan ke setidaknya 110 rumah di berbagai kota di Prancis semalaman. Salah satu penggerebekan tersebut yang dilakukan di Bobogny, sebuah wilayah pinggiran Paris, disebut terkait langsug dengan investigasi pasca-serangan Jumat malam yang sudah menewaskan setidaknya 129 orang itu.

Pada Minggu (15/11), jumlah korban tewas akibat rangkaian serangan itu disebut sudah mencapai 132. Namun beberapa laporan pada Senin menyebutkan bahwa tambahan jumlah korban itu kemungkinan adalah kesalahan hitung. Sementara itu, beberapa media setempat pun memberitakan bahwa selain di Bobogny, penggerebekan juga berlangsung di Toulouse dan Grenoble.

"Kami menggunakan kerangka legal dalam konteks status darurat, untuk menanyai orang-orang yang merupakan bagian dari pergerakan jihad radikal... serta semua orang yang menyerukan kebencian kepada republik ini," ungkap Valls lagi. [Reuters]

REKOMENDASI

TERKINI