Suara.com - Supriyatno Maulana, seorang penjaga keamanan gedung Multipiranti Graha menjadi korban ledakan granat tangan di sana, Senin (16/11/2015) dinihari. Ada cerita mengharukan sesaat setelah terjadi ledakan.
Suara ledakan saat itu terdengar sampai pemukiman di belakang gedung itu di kawasan Duren Sawit Jakarta Timur. Rumah Supriyatno dekat dengan tempat dia bekerja.
Saat meledak, istri Supriyatno langsung lari menghampiri suaminya. Dia mengira Supriyatno sudah tewas.
Saksi mata peristiwa itu, Firda bercerita Supriyatno dipeluk istrinya. Dia mendengar sang istri meminta maaf.
Firda (51) salah seorang saksi sekaligus seorang warga yang tinggal tepat dibelakang gedung, yang juga bersebelahan rumahnya dengan korban.
"Dia (Supriyatno) sudah tergeletak di teras. Dikira sudah mati. Saat itu istrinya langsung memeluk sambil teriak minta maaf sama suaminya. Tapi, istrinya langsung minta tolong sama warga lain untuk menolong dan membawanya ke rumah sakit," ujarnya.
Kondisi Supriyatno saat itu bersimbah darah.
"Orang-orang yang disini pada terpelongok heran semua. Kami kira sudah tewas. Istrinya dia menganggap kalau suaminya itu masih hidup," katanya.
Saat itu korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Pondok Kopi, Jakarta Timur.
"Dia langsung dibawa oleh empat orang laki-laki dengan digotong, masuk ke dalam mobil sedan. Lalu langsung dibawa ke Rumah Sakit Islam Pondok Kopi," ujarnya. (Nur Habibie)