Bawa Senjata, Lelaki yang Ditahan di Jerman Mengaku Mau ke Paris

Laban Laisila Suara.Com
Minggu, 15 November 2015 | 23:39 WIB
Bawa Senjata, Lelaki yang Ditahan di Jerman Mengaku Mau ke Paris
Personel polisi Belgia dan Prancis (rompi kuning) berjaga bersama di perbatasan kedua negara di Crespin, Prancis, Sabtu (14/11/2015), pascaserangan di Paris. [Reuters/Eric Vidal]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang lelaki yang ditangkap di Jerman karena membawa peledak dan senjata jenis Kalashnikov di mobilnya mengaku sedang dalam perjalanan menuju Paris untuk melihat menara Eiffel dan menolak membahas soal  serangan teroris yang terjadi Jumat (13/11/2015).

"Kami ingin bicara tentang serangan di Paris dengan tersangka, namun ia tidak ingin membahas apapun terkait topik itu," kata juru bicara kepolisian di selatan Bavaria.

Polisi menahan warga Monternegro berusia 51 tahun itu pada 5 November saat pemeriksaan rutin di jalan tol Bavaria.

Dalam sebuah pernyataan, polisi mengatakan catatan bertuliskan sebuah alamat di Paris ditemukan dalam mobil pria itu, begitu pula di sistem navigasinya. Selain itu ditemukan juga delapan senapan "rifle", tiga pistol, dan bahan peledak.

Tersangka menyampaikan kalau dia ingin melihat menara Eiffel di Paris dan tidak tahu menahu tentang keberadaan senjata dan bahan peledak di dalam kendaraannya.

Sistem navigasi dalam mobil VW Golf milik pria itu menunjukkan bahwa ia telah bepergian dari Montenegro, ke Kroasia, Slovenia, dan Austria, sebelum berhenti di Rosenheim.

Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere mengatakan, pihak berwajib belum menetapkan adanya keterkaitan antara tersangka dan para pria bersenjata yang menyerang Paris.

Namun, pada Sabtu pagi, Perdana Menteri Bavaria Horst Seehofer mengatakan ada alasan meyakinkan bahwa pria tersebut berhubungan dengan para penyerang.

Sedikit-dikitnya 129 orang tewas pada Jumat malam dalam serangkaian penembakan dan pengeboman yang menargetkan beberapa lokasi di Paris. (AFP/Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI