Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan kecil peluang Indonesia diserang kelompok teroris ISIS sebagaimana yang terjadi di Paris, Prancis.
"Serangan di Paris ini efek ISIS, yang arahnya lebih ke utara, dan juga akibat keterlibatan negara-negara barat menyerang ISIS itu. Jadi lebih banyak ISIS itu membalas dan Indonesia kan tidak ikut terlibat di situ," kata Jusuf Kalla di Aceh, Minggu (15/11/2015).
Namun demikian, kemungkinan serangan melanda Indonesia bisa terjadi di mana saja dan kapan saja.
"Walaupun ada kemungkinan, risiko itu tidak sebesar risiko di negara-negara Barat itu. Serangan teroris seperti di Paris itu bisa terjadi di mana pun negara di dunia ini. Oleh karena itu kita harus tingkatkan kewaspadaan," kata dia.
Pengalaman Indonesia, yang pernah diteror aksi bom di Bali pada 2002, dapat dijadikan pelajaran menjaga negara lebih ketat lagi dari masuknya orang asing.
"Kita kan sudah pernah terjadi (serangan teroris) di Bali 13 tahun lalu dan kita bisa mengatasinya," katanya.
Oleh karena itu, Jusuf Kalla meminta jajaran TNI dan kepolisian Indonesia meningkatkan kewaspadaan terkait adanya ancaman terorisme yang masuk ke Indonesia pascaserangan di Paris. (Antara)