Suara.com - Presiden Prancis Francois Hollande geram terhadap para pelaku serangan teror yang membantai 129 orang di Paris, Prancis, Jumat (13/11/2015). Hollande berjanji tidak akan memberi ampun terhadap mereka yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Hollande mengatakan, serangan-serangan tersebut diorganisir oleh ISIS dari luar negeri, dengan bantuan orang-orang di dalam Prancis.
"Dihadapkan pada perang, negara ini harus mengambil langkah yang tepat," kata Hollande dalam konferensi pers yang digelar usai rapat darurat bersama para petinggi departemen pertahanan.
"Prancis tidak akan memberi ampun pada aksi barbar dari Daesh (ISIS)," sambung Hollande.
Sebelumnya diberitakan, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang terjadi di Paris. Serangan tersebut, merupakan bentuk balas dendam atas keikutsertaan militer Prancis dalam memerangi ISIS di Suriah.
Hollande, yang membatalkan kedatangannya dalam konferensi tingkat tinggi G20, menyatakan kondisi darurat di seluruh negeri. Hollande juga menetapkan masa berkabung selama tiga hari.
Tiga orang yang diduga terlibat dalam serangan Paris ditangkap di Brussels, Belgia. Ketiganya diduga memiliki kaitan dengan sebuah mobil sewaan yang ditemukan di salah satu TKP penyerangan.
Salah satu pelaku yang tewas diketahui warga negara Prancis. Sementara itu, sebuah paspor Suriah ditemukan dengan salah satu jenazah pelaku bom bunuh diri di depan Stadion Stade de France. (Reuters)