Tiongkok Siap Perangi Terorisme Bersama Prancis

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 14 November 2015 | 13:05 WIB
Tiongkok Siap Perangi Terorisme Bersama Prancis
Polisi Prancis berjaga di sekitar Gedung Teater Bataclan pasca-serangan mematikan di Paris. [Reuters/Christian Hartmann]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Tiongkok menyatakan kesiapannya untuk bergabung Perancis dan masyarakat internasional dalam meningkatkan kerja sama keamanan dan memerangi terorisme. Pernyataan itu disampaikan Presiden Tiongkok Xi Jinping kepada Presiden Prancis Francois Hollande pada Sabtu (14/11/2015), setelah serangan di Paris yang menewaskan sekitar 120 orang terjadi.

Dikutip dari situs kementerian luar negeri Cina, Xi menelepon Hollande untuk menyampaikan bahwa Tiongkok mengutuk serangan terorisme yang terjadi di Paris, hari Jumat kemarin (13/11/2015).  Xi menyatakan belasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka. 

Sebagaimana diketahui, Ibu kota Prancis tersebut berada dalam kondisi mencekam setelah pria bersenjata dan pelaku bom bunuh diri menyerang sebuah restoran, gedung pertunjukan dan lokasi dekat stadion olahraga di beberapa lokasi berbeda di Paris.

Menurut pejabat Pemerintah Kota Paris, kelompok bersenjata tersebut secara sistematis melepaskan rentetan tembakan dan membunuh hampir 100 orang yang berada di gedung pertunjukan Bataclan.

Pasukan antiteror yang kemudian diterjunkan dan menyerbu gedung, berhasil membunuh kelompok pria bersenjata tersebut dan menyelamatkan lusinan pengunjung yang terguncang dan ketakutan.

Setidaknya 40 orang lainnya teas dalam serangan yang secara serentak terjadi lima lokasi berbeda di Paris, termasuk serangan bom bunuh diri diluar stadion sepak bola dimana Hollande dan rekannya Menteri Luar Negeri Jerman sedang menonton pertandingan persahabatan antara tuan rumah Perancis dan Jerman.

Setelah dievakuasi dari stadion, Hollande langsung mengumumkan bahwa Perancis berada dalam kondisi darurat, pernyataan keadaan darurat yang untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir.

Hollande juga menyatakan menutup perbatasan untuk mencegah agar kelompok penyerang lainnya tidak bisa melarikan diri.

Layangan kereta api bawah tanah Paris ditutup, sementara sekolah, kampus serta gedung emerintah juga ditutup, Sabtu (Minggu WIB).

"Ini sangat mengerikan," kata Hollande dengan suara bergetar saat menyampaikan pernyataan melalui stasiun televisi, sebelum memimpin rapat darurat bersama kabinetnya.

Hollande kemudian segera mengunjungi lokasi serangan bom, termasuk gedung pertunjukan Bataclan dan bersumpah bahwa pemerintah Perancis akan menumpas tanpa ampun aksi teroris.

Semua layanan darurat juga dimobilisasi dan polisi yang sedang cuti dipanggil untuk bertugas, sekitar 1.500 tentara dikerahkan untuk membantu evakuasi para korban di rumah sakit.

Tidak diketahui secara pasti apakah kelompok bersenjata yang lain masih berkeliaran.

Siaran radio mengimbau warga Kota Paris agar tetap di rumah dan menjauh dari jalan-jalan. Warga juga diimbau agar memberikan tempat perlindungan bagi siapa pun yang berada di jalan.

Serangan paling mematikan dan menimbulkan banyak korban terjadi di gedung pertunjukan Bataclan, arena konser yang populer dimana grup musik asal Kalifornia, Eagles of Death Metal sedang menggelar konser.

Gedung konser tersebut hanya berjarak beberapa ratus meter dari bekas kantor tabloid Charlie Hebdo yang menjadi target serangan teroris pada Januari lalu.

"Kami tahu siapa kelompok yang menyerang itu," kata Hollanda tanpa menyebut secara tegas nama kelompok yang dimaksud.

Siapa Penuh Seluruh Perancis berada dalam kondisi siaga penuh sejak serangan ke Charlie Hebdo dan pasar swalayan Kosher di Paris di Paris pada Januari lalu yang menewaskan 18 orang.

Hollande juga memutuskan untuk membatalkan kepergian ke Turki akhir minggu ini untuk menghadiri pertemuan G20.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI