Presiden Prancis Umumkan Kondisi Darurat Pascatragedi

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 14 November 2015 | 08:05 WIB
Presiden Prancis Umumkan Kondisi Darurat Pascatragedi
Peristiwa bom dan serangan bersenjata di Paris Jumat (13/11/2015) [Reuters]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah pria bersenjata dan pembom menyerang restoran yang sibuk, bar dan di sekitar lokasi konser di Paris, Prancis kemarin Jumat (13/11/2015) telah menewaskan puluhan orang. Peristiwa ini mengguncang public Prancis sehingga Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan peristiwa teroris merupakan bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sumber dari Kepolisian Prancis mengatakan sedikitnya 40 orang tewas dan 60 orang. Media Prancis melaporkan korban tewas resmi bisa bertambag lagi.

Hollande, yang sedang menghadiri pertandingan sepak bola internasional dengan Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier ketika peristiwa ledakan terjadi di luar stadion nasional, mengumumkan langsung mengumumkan keadaan darurat di wilayah Paris. Hollande juga memerintahkan penutupan perbatasan Perancis untuk menghentikan pelaku melarikan diri.

"Ini adalah horor," kata presiden tampak terguncang dalam pidato televisi tengah malam untuk bangsa sebelum memimpin pertemuan daruta kabinet.

Semua layanan darurat dikerahkan, cuti polisi dibatalkan dan rumah sakit diperingatan untuk menyiagakan staf untuk mengatasi dengan korban.

Seorang saksi, menurut Reuters, mendengar lima ledakan di luar gedung musik Batalla, dimana sampai 60 orang disandera. Saksi tersebut kemudian mengatakan polisi telah menyelesaikan sebuah operasi di gedung. BMG TV dan berhasil menewaskan dua pria bersenjata.

Sebelumnya, saksi mata mengatakan sebuah unit anti-teror elit kepolisian telah mengambil posisi di luar tempat konser, yang diserang oleh dua atau tiga orang bersenjata. Para pelaku dilaporkan telah meneriakkan slogan-slogan mengutuk peran Perancis di Suriah.

"Kami tahu di mana serangan ini berasal," kata Hollande, tanpa menyebut nama kelompok individu. "Memang ada alasan yang baik untuk takut. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI