Suara.com - Serangan udara pasukan Kurdi Irak yang didukung oleh Amerika Serikat menutup jalur persediaan penting kelompok militan dengan Suriah (ISIS) pada Kamis (12/11/2015), saat bertempur untuk merebut kota Sinjar dari kelompok tersebut.
Penghalang permanen pada jalur pasokan tersebut akan menghambat kemampuan kelompok militan untuk memindahkan pasukan dan persediaan antara bagian utara Irak dengan Suriah, tempat kelompok tersebut menguasai kawasan yang signifikan dan mendeklarasikan kekhalifahan.
Merebut kembali Sinjar, yang menjadi daerah tempat kelompok militan melakukan pembunuhan, perbudakan dan pemerkosaan terhadap kaum minoritas Yazidi, juga akan menjadi sebuah kemenangan simbolis.
Juru bicara Pentagon Peter Cook mengatakan sebagian besar pasukan gabungan yang dipimpin oleh Amerika Serikat berada di belakang garis depan dan bekerja dengan para komandan Kurdi, tetapi ada beberapa penasihat yang berada di Gunung Sinjar, membantu dalam memilih sasaran untuk serangan udara.
Pasukan gabungan yang dipimpin Amerika Serikat mengatakan bahwa pasukan Kurdi (pershmerga) berhasil mendirikan posisi untuk menghambat jalan tol 47 dan mulai membereskan Sinjar. Jalan tersebut merupakan rute utama yang menghubungkan kelompok militan di Mosul, Irak, dengan Suriah.
Dewan keamanan swatantra Kurdi (KRSC) juga mengatakan beberapa desa dekat Sinjar telah direbut dan jalan tol telah ditutup.
"Serangan dimulai pada 07.00 (11.00 WIB) dan pasukan peshmerga melaju ke beberapa posisi penting untuk membebaskan wilayah pusat Sinjar," ujar Mayor Jenderal Ezzeddine Saadun kepada media.
Gempulan asap bermunculan di atas kota saat pasukan menyerang dan menembaki posisi kelompok militan yang menjadi sasaran.
Hampir 7.500 anggota pasukan Kurdi dikerahkan dalam operasi tersebut untuk menjaga Sinjar, merebut jalur persediaan kelompok militan, serta membentuk wilayah penyangga untuk melindungi tempat tersebut beserta penduduk di dalamnya.
Jalur Persediaan Penting Pasukan gabungan melancarkan 24 serangan terhadap kelompok militan di wilayah Sinjar pada Rabu (11/11/2015) dan delapan serangan lain di luar batas wilayah Al-Hol di Suriah.
Pasukan, yang berperang untuk mrebut Sinjar, berhadapan dengan 300 hingga 400 milisi di dalam kota, ujar Kapten Chance McCraw, seorang pejabat intelijen militer Amerika Serikat.
"Ini adalah bagian dari pengasingan kota Mosul. Sinjar berada dekat jalan tol 47, yang merupakan jalur pasokan kunci dan kritis untuk kelompok militan. Dengan merebut Sinjar, kami akan mampu menutup jalur komunikasu, yang kami yakini akan membatasi kemampuan mereka untuk memperbarui persediaan, dan sebuah langkah kritis dalam pembebasan Mosul," ujar Kolonel Steve Warren, juru bicara operasi internasional melawan Kelompok militan.
Kami Pasti Akan Kembali Kelompok militan menguasai Sinjar pada 2014 dan memaksa ribuan kaum Yazidi lari ke Gunung Sinjar, tempat mereka terperangkap oleh para milisi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyebut tindakan itu sebagai sebuah kemungkinan genosida, dan Museum Peringatan Holocaust menyatakan hal serupa dalam laporannya pada Kamis (12/11/2015), yang menyebutkan rincian perlakuan pemerkosaan, penyiksaan dan pembunuhan oleh kelompok militan terhadap kaum minoritas.
Beberapa anggota masyarakat Yazidi menyaksikan pertempuran untuk Sinjar tersebut dari atas gunung, tempat dahulu mereka terkepung.
"Saya sangat senang karena pertempuran untuk pembebasan telah dimulai, kami pasti akan kembali ke kota kami," uajr Qassem Khudaida, 34, yang terluka saat ingin bergabung dalam pertempuran. (Antara)
Jalur Persediaan ISIS Dipotong Pasukan Kurdi
Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 14 November 2015 | 06:59 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Suriah Jatuh ke Tangan Oposisi, AS Fokus Cegah ISIS Bangkit
10 Desember 2024 | 21:00 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI