Ini kronologis Dugaan Malpraktik Bayi di Awal Bros Versi Keluarga

Jum'at, 13 November 2015 | 23:40 WIB
Ini kronologis Dugaan Malpraktik Bayi di Awal Bros Versi Keluarga
Dokter. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ibrahim Blegur (36), ayah dari almarhumah Falya Raafani Blegur (15 bulan) menjelaskan kronologis yang menimpa putrinya terkait dugaan malpraktik di Rumah Sakit Awal Bros, Bekasi.

Bermula ketika almarhumah Falya mengalami muntah-muntah pada, Selasa (27/10/2015) malam. Ibrahim pun langsung memutuskan membawa Falya ke Rumah Sakit Awal Bros pada Rabu (28/10/2015) dan langsung masuk ke ruang rawat inap anak.

"Pukul 09.00 WIB Saya langsung pilih dokter Y yang menangani yang berada di urutan pertama daftar dokter anak," ujar Ibrahim kepada Suara.com di kediamannya di Jalan Tahir, Kranji, Bekasi, Jumat (13/11/2015).

Saat Falya diperiksa kata Ibrahim, dokter Y yang menangani Falya menjelaskan bahwa putrinya mengalami dehidrasi ringan dan harus mendapatkan perawatan.

Selanjutnya, pada Rabu pukul 11.00 WIB, dilakukan pemasangan infus. Pukul 11.30 WIB, Falya diperiksa darah.

"Setelah saya lihat anak sudah ditangani, saya kembali bekerja, dan istri saya yang jaga," jelasnya.

Pada Kamis (29/11/2015), kata Ibrahim, dirinya kembali melihat kondisi putrinya sebelum berangkat kerja. Ibrahim menilai, putrinya sudah membaik ketika mendapatkan perawatan dari dokter Y.

"Hari Kamis, saya ke Rumah Sakit bawa anak kedua saya,  saya dia terlihat ceria bermain dengan kakaknya, lompat lompat," kata Ibrahim.

Pada Kamis (28/11/2015), pukul  11.00 WIB, kata Ibrahim Dokter Y memeriksa Falya dengan alat stethoscope. Menurutnya, kondisinya sudah terlihat membaik.

"Setelah selesai diperiksa, dokter Y hanya bilang jika ada bantuan, langsung ke  poliklinik.  Saya berfikir esok hari putri saya sudah boleh pulang," jelasnya.

Lanjut Ibrahim, pada Kamis (29/10/2015) pukul  13.00 WIB, menurut penjelasan istrinya, Falya diberikan suntikan obat antibiotik oleh Dokter Yeni.

Pada pukul 16.00 dirinya kembali melihat perkembangannya, karena mendapat firasat yang tidak enak. Ia pun kaget dengan kondisi putrinya yang memburuk setelah diketahui mendapat suntikan antibiotik.

"Saya lihat kondisi anak saya mukanya bengkak, bibirnya biru, badannya dingin dan perut membesar," ucap Ibrahim.

Selain itu, dirinya langsung meminta pertolongan kepada perawat dan dokter yang berjaga. Dokter jaga pun hanya memeriksa Falya dengan stethoscope tanpa melakukan pemeriksaan terhadap putrinya

Pukul 17.00 WIB pukul, ia melihat putrinya mengalami bintik-bintik merah, mulutnya berbusa dan nafasnya tersengal-sengal. Perawat dan dokternya pun langsung memutuskan untuk dipindahkan ke ICU selama tiga hari.

"Akhirnya diputuskan masuk ICU  jam 19.00 WIB, dipindahkan tapi saya lihat di ICU pun nggak maksimal penanganannya. Tiga hari di ICU, akhirnya Minggu (1/11/2015) pukul 06.00 WIB, anak saya meninggal," tutur Ibrahim.

Ia mempertanyakan, sejak dilakukan perawatan dan tindakan medis di Rumah Sakit Awal Bros, hingga putrinya meninggal pada Minggu (1/11/2015) tidak ada kejelasan tentang penyebab kematian putrinya.

"3 hari di ICU sampai 13 hari anak saya meninggal, nggak ada kejelasan, dokter Y hanya bilang bukan karena suntikan antibiotik," tegasnya.

Sebelumnya, keluarga almarhumah Falya Raafani Blegur (15 bulan) melaporkan dokter berinisial YWA yang berpraktik di Rumah Sakit Awal Bros, Kota Bekasi, Jawa Barat, ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Metro Jaya. Keluarga menduga Falya menjadi korban malpraktik setelah dirawat di rumah sakit yang terletak di Jalan KH. Noer Ali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI