AS Beri Bantuan 2,9 Juta Dolar AS Untuk Restorasi Hutan Indonesia

Adhitya Himawan Suara.Com
Jum'at, 13 November 2015 | 14:57 WIB
AS Beri Bantuan 2,9 Juta Dolar AS Untuk Restorasi Hutan Indonesia
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan Pemerintah Amerika Serikat memberikan bantuan sebesar 2,9 juta dolar untuk restorasi hutan di Indonesia.

"Kemarin Presiden Joko Widodo sudah mengatakan kepada kami bahwa Amerika telah bersedia membantu dengan 2,9 juta dolar AS sebagai permulaan. Sudah tugas kami di Kementerian untuk menindaklanjuti itu dengan rencana yang baik," kata Siti di Jakarta, Jumat (13/11/2015).

Siti mengatakan pihaknya telah menyusun program penanggulangan hutan di Indonesia melalui pemulihan hutan secara besar-besaran, yang memerlukan anggaran tidak sedikit.

Dengan kondisi hutan di Indonesia saat ini, lanjut dia, restorasi diutamakan pada pekerjaan lapangan dengan mengelola lahan, penataan drainase sekaligus perbaikan regulasi pemanfaatan lahan.

"Restorasi besar-besaran seperti yang disampaikan Pak Wapres Jusuf Kalla itu tentu memerlukan anggaran yang besar. Maka kami berharap tetap ada dukungan internasional," tambahnya.

Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan restorasi hutan gambut yang terbakar menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat.

Bencana asap yang terjadi akibat kebakaran hutan gambut di Indonesia disebabkan juga oleh kegiatan penebangan hutan oleh perusahan-perusahaan asing sejak 1960.

"Tahun 1960/1970-an datanglah berbagai perusahaan di dunia ini, melakukan penebangan hutan di Indonesia sehingga menyebabkan hutan-hutan di Indonesia mati oleh banyak negara di dunia ini," kata Wapres Kalla saat membuka diskusi internsional terkait solusi krisis kebakaran hutan dan asap di Hotel Shangrila Jakarta.

Banyak perusahaan asing yang menanamkan modalnya di Indonesia dengan mengambil kayu hasil hutan untuk kemudian diproduksi sebagai perabotan di negaranya.

"Kursi yang di Amerika atau pun negara lain itu sebagian besar berasal dari hutan di Indonesia. Dan karena itu berlebihan, hutan-hutan di Indonesia menjadi gundul dan terjadilah bencana (asap) seperti sekarang ini," tambahnya.

Oleh karena itu, penyelesaian persoalan kebakaran hutan dan bencana asap yang puncaknya terjadi dalam kurun tiga bulan terakhir memerlukan kerja sama dari berbagai pihak. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI