Suara.com - Sebagian warga dan pemilik restoran di Pantai Indah Kapuk mengeluhkan pencemaran air untuk kebutuhan sehari-hari. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku sudah melaporkan kasus tersebut ke PT. PAM Lyonnaise Jaya (Palyja).
"Ya itu kita udah lapor ke Palyja, mereka bilang akan perbaiki. (Palija) nggak bisa masuk, makanya itu swasta dia janji akan perbaiki. Kalau nggak makanya kita pengen PAM kita perbesar, kita akan masuk sendiri ke depan," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (13/11/2015).
Untuk ke depan, Ahok berharap warga yang tinggal di perumahan mewah atau pengembang perumahan dapat menggunakan teknologi penjernihan air.
"Itu masih perlu waktu, dan itu juga nggak akan cukup (kalau menunggu pasokan air), makanya saya bilang harusnya mereka mulai kembangkan teknologi reverse osmosis saja, perumahan atau PAM, seluruh perumahan mewah," kata Ahok.
Ahok kemudian membandingkan harga air bersih dari perusahaan dengan olahan sendiri. Harga dari perusahaan perkubik sekitar Rp25 ribu. Kalau menjernihkan air sendiri di rumah hitungannya hanya sekitar Rp15 ribu perkubik.
"Kamu nggak akan pernah cukup air bersih kalau kamu nggak punya pengolahan air limbah, seluruh sungai anda itu nggak bisa dipakai, dari yang Jatiluhur juga terbatas," kata Ahok.
"Makanya kita mulai masuk (melakukan pengelolaan), dan mulai jajaki dengan Bupati Purwakarta beli yang mata air sama pohon. Kalau nggak nanti debit air Jatiluhur pasti turun. Jadi kita tugaskan PAM Jaya untuk mulai analisa itu dan kita perintahkan bikin," Ahok menambahkan.