Suara.com - Lima tersangka pencuri spare part kapal yang biasa beroperasi di Selat Malaka diringkus Tim Quick Respon Komando Armada RI Kawasan Barat TNI AL di Lereng Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.
Dalam beraksi, mereka membawa bambu untuk masuk ke kapal yang berjangkar, kemudian naik ke ruang mesin untuk menggasak spare part.
"Pakai alat bambu, terus masuk ke ruang mesin untuk ambil spare part dan besi kapal," kata salah satu tersangka berinisial WN alias GB di gedung Koarmabar TNI AL, Jalan Bungur Raya, Jakarta Pusat, Kamis (12/11/2015).
Komplotan ini hanya beraksi malam hari.
Kemudian WN bercerita tentang latar belakangnya. Sebelum jadi maling, dia seorang nelayan di Batam. Ia jadi maling setelah diajak oleh temannya. Dia tergiur karena ternyata penghasilannya jauh lebih memuaskan jadi maling ketimbang nelayan.
Dia mengaku sudah empat bulan menjadi maling spare part di Selat Malaka. Dia bisa menghasilkan lima sampai tujuh juta rupiah tiap kali aksi.
"Sebulan dapet lima juta rupiah, tapi tergantung pendapatan juga, saat beroperasi," kata WN.
Selama empat bulan, dia mengaku sudah ikut menggasak spare part empat kapal yang tengah bersandar.
Dia mengaku tidak tahu dimana tempat penjualan barang hasil pencurian (Muhamad Ridwan)