Suara.com - Tidak ada yang menyangka, jika remaja berperawakan tegap dan rambut cepak itu merupakan calon prajurit TNI Angkatan Darat yang berasal dari Suku Rimba atau Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi.
Remaja berusia 18 tahun dengan tinggi badan 171 centimeter itu menyandang nama M Firman Haryanto, anak dari Temenggung Depati Jaring yang merupakan salah seorang pimpinan kelompok Suku Anak Dalam di Kabupaten Muarojambi.
Pada peringatan HUT ke-59 Korem 042/Garuda Putih di Jambi, M Firman Haryanto, menjadi salah satu tamu kehormatan karena ia merupakan remaja pertama Suku Anak Dalam yang dinyatakan lulus sebagai calon tamtama TNI AD.
Mengenakan baju kemeja putih dengan celana hitam dan tas ransel, Firman duduk semeja bersama sejumlah perwira tinggi jajaran Korem 042 Garuda Putih sembari mendengarkan lantunan musik perayaan HUT Korem tersebut di balai prajurit.
Saat itu, Firman laksana selebritis sebab sejumlah perwira dan bintara TNI ingin berfoto bersamanya.
Bahkan Firman juga menerima kue HUT Korem langsung dari Danrem 042/Garuda Putih Kol Inf Makmur.
Firman tercatat salah satu dari sebanyak 300 pemuda se-Sumatera bagian selatan (Sumbagsel) yang dinyatakan lulus tes masuk tamtama TNI AD dan siap mengikuti pendidikan kemiliteran yang diselenggarakan di Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.
Remaja berkulit sawo matang itu mengaku kelahiran di hutan pedalaman Jambi pada 25 April 1997, dan hanya mampu menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah pertama di SMPN 36 Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi.
Firman menjelaskan ia bersama dengan orang tua dan sanak keluarganya telah beberapa tahun lalu meninggalkan hutan, kemudian pindah ke pemukiman transmigrasi di Desa Bukit Makmur Kecamatan Sungai Bahar.
Meski hanya tamatan SMP, namun Firman memiliki cita-cita ingin menjadi prajurit elit TNI AD yakni Kopassus.
"Saya akan terus belajar, karena menjadi prajurit TNI memang menjadi cita-cita saya ketika keluar dari hutan," kata dia.
Enam tahap seleksi harus diikutinya mulai dari tes administrasi hingga tes kesehatan dijalani.
Akhirnya, Minggu (8/11/2015), dia dinyatakan lulus tes dan menjadi anak Suku Rimba yang pertama di Jambi masuk TNI.
Anak sulung dari tiga bersaudara ini juga mengatakan, pada saat akan tes ada empat orang Suku Rimba yang ikut mendaftar. Namun, hanya dirinya yang lulus.
"Rencananya tanggal 13 November besok ini langsung berangkat pendidikan," kata Firman menjelaskan.
Ditanya apakah tes yang dilalui cukup berat, Firman mengatakan sangat berat. Tapi dia maklum dengan tes tersebut karena merupakan syarat utama masuk TNI.
Firman juga mengatakan ketika tes dirinya diperlakukan sama oleh pihak panitia. Begitupun teman-teman seperjuangannya.
Saat tes, dia tak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya saja pada saat tes psikologi dirinya mengaku agak kewalahan.
Firman juga menyebut tidak mengeluarkan biaya untuk menjalani serangkaian tes masuk TNI tersebut.
"Biaya paling untuk makan. Kalau biaya tes dan formulir tidak ada," ujarnya.
Dia juga mempersiapkan diri secara matang ketika akan ikut seleksi. Yang paling utama disiapkannya adalah fisik. Ia terus berolahraga seperti lari, push up, renang dan lain sebagainya.
Ketika disinggung mengenai risiko menjadi seorang prajurit pembela negara, Firman mengatakan tak takut mati. Bahkan dia mengatakan semua orang pasti akan mati, bagaimanapun caranya.
Orang tuanya yang bertani sawit dan keluarga lainnya kata Firman mengadakan syukuran atas lulusnya dirinya menjadi calon anggota TNI.
Sebagian besar Suku Anak Dalam di Jambi kini sudah mulai membuka diri dan berbaur dengan masyarakat lainnya.
Mereka sudah sekolah, belajar dan tamat. Bahkan anak Suku Anak Dalam juga punya cita-cita seperti Firman dan anak-anak kota lainnya.
Diprioritaskan Danrem 042/ Garuda Putih, Kolonel Inf Makmur mengatakan, Suku Anak Dalam selama ini hanya dieksploitasi tanpa upaya pemberdayaan sehingga Suku Anak Dalam yang ingin menjadi TNI diprioritaskan.
"Untuk masuk TNI memang ada kriterianya, seperti tes kesehatan. Tapi dalam hal ini kita sendiri mengingat bahwa Suku Anak Dalam selama ini eksploitasi saja dan dan sekarang kita ingin membangun mereka melalui rekrut TNI, ternyata mereka lebih mampu," kata Makmur.
Kolonel Makmur mengatakan, rekrut Suku Anak Dalam memang ada spesialis dan diprioritaskan, tetapi setelah mengikuti rangkaian tes ternyata Firman memenuhi syarat dan hasil tesnya pun bagus.
"Dalam tes tidak ada perlakuan istimewa, tapi memang ada prioritas. Artinya kurang sedikit kita angkat, tetapi ini betul-betul sesuai dengan standar," katanya menjelaskan.
Danrem mengungkapkan, selama ini baru satu Suku Anak Dalam di Jambi yang lulus tes TNI dan akan mengikuti pelatihan di Kabupaten Lahat.
"Baru satu orang anak SAD yang lulus, tapi ada lima orang lagi yang kita persiapkan untuk mengikuti tes ke depan. Jadi sebelum tes kita persiapkan dulu mereka, terutama kesehatan mereka," kata Makmur.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Suku Anak Dalam di Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun, Jambi, beberapa waktu lalu juga berjanji akan memberikan perhatian serius terhadap Suku Anak Dalam karena mereka merupakan bagian dari rakyat Indonesia.
"Semuanya itu rakyat kita. Semuanya sama, tidak hanya kamu yang di Jakarta," katanya kepada wartawan saat itu.
Suku Anak Dalam tinggal berpindah-pindah sehingga Presiden pun manawarkan mereka untuk tinggal menetap dan tidak nomaden lagi.
Mereka, kata Presiden, mau menetap dengan syarat rumahnya memiliki jarak yang agak jauh dan memiliki lahan.
"Ini yang perlu dikelola lagi sehingga mereka mempunyai rumah tetap, tidak nomaden, lalu sumber pendapatan mereka harus dipikirkan, pendidikan juga, harus ada yang mengajar anak-anak Suku Anak Dalam," kata Presiden. (Antara)
BERITA MENARIK LAINNYA:
Inilah Modus Baru Seorang Pencuri di Dalam Angkutan Kota
Dioperasi Plastik, Miryo "BEG" Sempat Tak Dikenal
Alasan Pembunuh Tata Chubby Tak Bersalah Versi Pengacara
Mengerikan, Kecelakaan Pesawat Terekam dalam Video Selfie