Suara.com - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa Tenggara Barat Azhar mengatakan ada 500 warga yang desanya berdekatan dengan Erupsi Gunung Barujari meski jaraknya cukup jauh.
"Memang yang tinggal dekat dengan Erupsi Gunung Barujari ada di Desa Sajang dan Sambi Elen. Tetapi itu pun tempatnya jauh dari aliran lahar yang berada di Kokok Putih," kata Azhar di Mataram, Rabu (11/11/2015).
Meski jauh dari perkiraan aliran lahar panas atau dingin eruspi Gunung Barujari. Namun pihaknya tetap mengimbau kepada warga sekitar untuk tidak mendekati Kokok Putih.
Mengingat aktivitas Gunung Barujari masih pada status waspada level II. Sebab, sejak erupsi Anak Gunung Rinjani itu telah memuntahkan tiga juga meter kubik lava dan debu abu vulkanik.
"Akibat muntahan yang banyak itu, menyebabkan volume air Danau Segara Anak yang berada dalam kaldera Gunung Rinjani menjadi naik setinggi enam meter. Bahkan, airnya sudah meluap dan mengalir di Kokok Putih," terangnya.
Ia menuturkan, untuk menghindari luapan lahar dingin melalui Kokok (sungai) Putih, pihaknya telah berkoordinasi dengan tim terpadu yang terdiri dari TNI/Polri, Basarnas, BPBD dan tim evakuasi lainnya apabila terjadi sewaktu-waktu keadaan bahaya.
Selain berkoordinasi, sejumlah posko evakuasi juga telah didirikan di tiga wilayah, yakni Kabupaten Lombok Utara, Lombok Tengah dan Lombok Timur. Bahkan, kepada warga pihaknya juga memberikan peringatan untuk tidak mendekat ke Kokok Putih ataupun menggunakan aliran air Kokok Putih untuk memnuhi kebutuhaan sehari-hari karena di khawatirkan bercampur belerang dan membahayakan.
Lebih lanjut, Azhar mengatakan meski semburan erupsi Gunung Barujari mencapai 700 meter, namun masih rawan untuk aktivitas penerbangan karena debu abu vulkanik masih mengarah barat dan selatan meski cenderung berubah-ubah. (Antara)