Suara.com - Presiden Filipina, Benigno Aquino berjanji akan menyambut hangat Presiden Cina Xi Jinping dalam pertemuan puncak ekonomi Asia Pasifik di Manila pekan depan, kendati kedua negara terlibat sengketa wilayah laut.
Janji ini diucapkan Aquino saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, yang berada di Manila menjelang pertemuan Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).
"Presiden menyatakan akan menyambut Presiden Xi Jinping yang akan menghadiri pertemuan APEC," kata juru bicara Presiden Aquino, Herminio Coloma kepada wartawan setelah menerima kunjungan kehormatan Wang.
"Ia memberi jaminan kepada menteri bahwa dalam budaya Filipina sebagai tuan rumah harus bisa memberikan keramah-tamahan dan kehangatan," kata Coloma menambahkan.
Wang, yang tidak berbicara kepada wartawan, menemui Aquino setelah pertemuannya dengan Menlu Filipina Albert del Rosario.
Kunjungan Wang dan Xi memberikan peluang yang langka untuk pertemuan tigkat tinggi antara dua negara Asia yang bertetangga itu, yang sedang mengalami masalah dalam hubungan diplomatik dalam beberapa tahun terakhir sehubungan dengan pengakuan atas sebagian wilayah di Laut Cina Selatan.
Filipina dibuat geram atas sikap Beijing, yang merendahkan, termasuk caranya membangun pulau buatan di perairan yang juga diakui oleh Filipina.
Sebaliknya, Cina juga marah atas usaha Filipina membawa sengketa tersebut ke sidang Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) termasuk cara Filipina mencari dukungan ke sekutu pertahanannya, Amerika Serikat.
Cina mengakui kedaulatan wilayah hampir di seluruh kawasan Laut Cina Selatan, termasuk perairan yang terletak di dekat pesisir negara-negara Asia Tenggara.
Marciano Paynor, yang menjadi kepala penyelenggara APEC mengatakan kepada wartawan, Senin bahwa sengketa kelautan tidak akan termasuk dalam pembahasan.
"Saya tegaskan kembali bahwa dalam pertemuan APEC semuanya adalah masalah ekonomi dan kami tidak akan mengurusi masalah kerjasama bilateral dalam APEC," kata Paynor menambahkan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hong Lei yang memberi tanggapan atas lawatan ke Manila, Senin mengatakan bahwa Cina ingin meningkatkan hubungan dengan negara-negara tetangganya.
"Untuk alasan yang sudah diketahui bahwa hubungan bilateral menghadapi kesulitan, sesuatu yang tidak kami inginkan," kata Hong.
"Kami menghargai hubungan bilateral dan kami ingin memperbaiki masalah-masalah yang berkaitan melalui konsultasi dan perundingan," katanya.
Pernyataan itu disampaikan setelah pertemuan bersejarah antara Xi dengan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou pada akhir pekan --pertemuan pertama sejak kedua wilayah itu terpisah pada akhir perang saudara 1949.
Pertemuan Aquino dengan pemimpin Cina termasuk pertemuan singkat di sela pertemuan APEC di Beijing tahun lalu dan lawatan ke Cina pada 2011 dan bertemu dengan pendahulu Xi, Hu Jianto. (Antara/AFP)
Terlibat Sengketa Wilayah, Filipina Siap Sambut Hangat Xi Jinping
Esti Utami Suara.Com
Selasa, 10 November 2015 | 18:11 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Biden Ingin Dialog, Trump Pilih Konfrontasi? Arah Baru Hubungan AS-China
13 November 2024 | 15:00 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI