Suara.com - Junior Chamber International (JCI) Jakarta memperkenalkan adat betawi di World Congress Kanazawa, Jepang. Kongres itu digelar 3 sampai 8 November 2015.
JCI Jakarta mengirimkan lima delegasinya untuk mewakili Jakarta menjadi peserta World Congress tersebut. Koordinator Delegasi JCI Jakarta Anthony Leong menjelaskan perkenalan Betawi itu sebagai ‘kode’ jika Jakarta pun siap menyelenggaran kongres serupa.
"Ini momentum kami memperkenalkan budaya lokal ke dunia. Kongres ini dihadiri oleh 20.000 delegasi yang datang dari 127 negara. Negara Indonesia terutama ibukota Jakarta sangatlah siap menyelenggarakan acara internasional karena didukung infrastruktur yang baik," ujar Anthony dalam siaran persnya, Minggu (8/11/2015).
Junior Chamber International (JCI) merupakan sebuah federasi yang beranggotakan pemimpin, professional, dan wirausaha muda yang berumur antara 18-40 tahun. JCI berdiri tahun 1915. JCI dicetuskan Henry Giessenbier di St. Louis, Amerika Serikat.
Sejak berdiri JCI tersebar di 8.000 cabang di 127 Negara. Saat ini JCI sudah berumur 100 tahun. Organisasi ini memiliki kerjasama aktif dengan system PBB, meliputi ICC, UNICEF, WHO, AIESEC, ONGO, PAHO, dan sebagainya. JCI misi membangun potensi generasi muda untuk secara aktif melakukan perubahan-perubahan positif.
Anthony menilai Indonesia harus bisa dan siap menyelenggarakan acara internasional yang nantinya bisa kolaborasi dengan organisasi kepemudaan seperti JCI.
"Indonesia merupakan negara yang hebat, kita bisa menjamu delegasi lain di melalui acara Indonesia Night di Jepang dengan tarian kecak, musik angklung, ke depannya kita akan semakin siap menyelenggarakan acara Internasional di berbagai kota besar di Indonesia," tegas pengusaha muda itu.
Sementara, Presiden JCI Jakarta terpilih, Hadi Nainggolan mengatakan Jakarta merupakan kota terbesar ketiga di dunia. Ini membuat Jakarta menjadi sorotan dunia pada acara internasional tersebut.
"Jakarta sebagai ibukota Indonesia menjadi sorotan di mata dunia, ini seharusnya menjadi konsen dan kesempatan untuk pemerintah Indonesia terutama DKI Jakarta untuk menjadikan organisasi ini menjadi agen untuk mengangkat citra ibukota Indonesia. Terlebih lagi ke depannya berbagai fasilitas dan infrastruktur publik sudah tersedia di Jakarta. Ini menjadi salah satu kekuatan untuk bisa mengumpulan para pemuda dari seluruh dunia di Jakarta," kata Hadi.
"Tahun depan akan ada Asia Pacific Confrence di Taiwan, dan World Congress di Kanada. Kami akan terus mengirim delegasi agar kami sebagai orang Indonesia tidak memakai kacamata kuda. Harus memperkuat budaya lokal dan membawa nama baik Jakarta ke mata dunia," tutup Hadi.