Perombakan kabinet atau reshuffle jilid pertama yang dilakukan Presiden Joko Widodo terhadap Kabinet Kerja dinilai berhasil dilakukan Jokowi. Menurut Direktur Eksekutif Indobarometer, Mohamad Qodari, pergantian menteri di jilid pertama itu dinilai lebih ke aspek koordinasi ketimbang aspek teknis.
"Kalau reshuffle jilid pertama itu saya istilahkan reshuffle Menko, jadi lebih ke aspek koordinasi, dibandingkan teknis," kata Qodari di Gado-Gado Boplo Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/11/2015).
Lebih lanjut Qodari menjelaskan bahwa beberapa menteri yang mengisi jabatannya saat ini dinilai lebih bersifat otoritatif ketimbang menteri sebelumnya, terutama dua menteri koordinator yakni Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan yang menggantikan Tedjo Edhi Purdjiatno serta Menko Perekonomian Darmin Nasution yang menggantikan Sofyan Djalil. Dan adanya nilai lebih tersebut disebutkan Qodari sebagai sebuah keberhasilan dalam jilid pertama tersebut.
"Darwin lebih otoritatif dibandingkan dengan Sofyan Djalil, Luhut lebih otoritatif dibandingkan Tedjo, jadi ini relatif berhasil," kata Qodari.
Dan karena itu sudah behasil, maka yang menjadi tantangan bagi Jokowi kata Qodari saat ini adalah bagaimana meningkatkan kinerja para menteri yang kerjanya bersifat teknis. Presiden, lanjut Qodari harus punya menteri teknis yang kompeten, dan bisa dipercaya.
"Hanya dua kriteria itulah pemerintahan bisa berjalan," tutup Qodari.