Suara.com - Apa yang dilakukan Warga Kelurahan Tegal Parang, Jakarta Selatan ini patut dicontoh. Mereka tidak lagi bergantung pada pembuangan sampah di Batargebang, Bekasi.
Warga di sana mengolah sampahnya sendiri sehingga bisa dimanfaatkan menjadi pupuk organik. Nursalam (52) salah satu tokoh yang mencetuskan ide itu. Sehingga warga di sana bisa mengelola sampahnya sendiri. Dia bersama Musyawarah Rembug Desa (Musrembag) membuat pengolahan sampah organik Biodigester.
"Biodegester dimana pengolahan untuk sampah sampah Organik sampah dapur dirumah rumah, karena sampah basah yang paling sulit atau jarang untuk diolah. Kalau sampah anorganik sudah banyak yang mengambil karena banyak pemulung yang mengumpulkan juga," kata Salam saat berbincang dengan suara.com di Jalan tegal parang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat ( 6/11/2015).
Salam mengatakan awalnya dia mempunyai pengalaman mengelola pusat pelayanan teknologi tepat guna di Pos Tamteng, Pasar Minggu, Mampang dan Setia Budi. Kini Biodegester sudah dikelola 7 RW di Tegal Parang.
"Kita tidak lagi tergantung dengan Tempat Pembuangan Akhir," kata Salman
Salman menambahkan untuk dana pembuatan Biodegester ini lewat Muyawarah rembug desa. "Ini dana dari kelurahan lewat APBD," kata Salman.
Biodigester adalah alat yang digunakan untuk mengurai sampah atau limbah organik dengan cara fermentasi anaerob (kedap udara). Gas yang dihasilkan digunakan untuk memasak di tingkat rumah tangga.