Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku sangat serius untuk memberantas korupsi di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun, menurut Ahok, saat ini keseriusannya masih diragukan oleh oknum yang berada di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Saya sangat serius untuk membereskan korupsi. Yang nggak percaya sama saya itu cuma oknum BPK saja terkait kasus RS. Sumber Waras," kata Ahok ketika memberikan sambutan pada pelantikan pejabat eselon III dan IV, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (6/11/2015).
Menurut Ahok, ada oknum di BPK yang tidak percaya kalau dirinya tidak tertarik uang ratusan miliar dalam kasus dugaan korupsi pembelihan lahan di Rumah Sakit Sumber Waras. Seperti diketahui, dalam temuan BPK, pembelian lahan RS. Sumber Waras merugikan negara Rp191 miliar.
"Dia pikir masak uang segitu tidak tertarik," kata Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itu pun menuturkan dengan singkat kasus pembelian sebagian lahan seluas 3,6 hektar milik RS Sumber Waras untuk dijadikan rumah sakit jantung dan kanker sampai ada pihak BPK yang memanggil pejabat di pemprov DKI.
"Dia (BPK) panggil (salah satu pejabat DKI) tanya ada yang disuruh perintah Ahok nggak? Dia pikir presiden (Joko Widodo) bekingin, laporin KPK aja sekalian saya bilang, biar diperiksa," kata Ahok.
Sebelumnya, Ahok juga telah dilaporkan ke KPK oleh pengamat bernama Amir Hamzah terkait dugaan penyimpangan dalam jual beli tanah RS Sumber Waras yang diduga menyebabkan kerugian negara sebesar Rp191 miliar. Pada waktu itu, Amir menyerahkan dokumen hasil audit BPK terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta tahun 2014.
Dalam kasus ini, Panitia Khusus (Pansus) Sumber Waras yang dibentuk DPRD DKI Jakarta terkait Laporan Hasil Pemeriksaan BPK pada Jumat (30/10/2015) juga telah menyerahkan hasil kerja Pansus kepada lembaga antirasuah tersebut. Mereka berharap, KPK mendalami kasus dugaan korupsi dalam pembelian tanah Rumah Sakit Sumber Waras.