Berjibaku Padamkan Kebakaran Lahan, Manggala Agni Telat Gajian

Esti Utami Suara.Com
Kamis, 05 November 2015 | 18:02 WIB
Berjibaku Padamkan Kebakaran Lahan, Manggala Agni Telat Gajian
Upaya pemadaman kebakaran lahan. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pejabat BBKSDA Riau mengatakan keterlambatan pembayaran honor personel pemadam kebakaran 'Manggala Agni' disebabkan mekanisme keuangan yang membutuhkan proses cukup panjang di Kementerian Keuangan.

"Sistemnya di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan honor Manggala Agni ada dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak, jadi persetujuannya di Menteri Keuangan baru ada ketika penerimaan terkumpul baru bisa dibagikan dari pusat. Karena itulah, honor Manggala Agni tidak bisa tepat waktu," kata Kepala Seksi Penanganan Kebakaran Hutan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau M Zanir kepada Antara di Pekanbaru, Kamis (5/11/2015).

Pembayaran honor personel Manggala Agni itu terlambat selama dua bulan terakhir. Keterlambatan honor pemadam kebakaran yang identik dengan seragam merah dan oranye itu menjadi perhatian publik karena dalam enam bulan terakhir mereka berada paling depan memadamkan kebakaran lahan gambut di Riau.

Zanir mengatakan personel Manggala Agni selama ini menerima honor dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) meski keberadaan mereka berada di bawah BBKSDA.

Total ada 223 personel Manggala Agni di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau yang berada di bawah naungan BBKSDA Riau.

Menurut dia, proses pembayaran honor sudah mulai dicairkan dan sekarang hanya terlambat satu bulan.

"Memang selama ini bisa dibayarkan 20 persen dahulu, kemudian bertahap dibayarkan. Tapi hingga awal November ini pembayarannya sudah 50,58 persen," katanya.

Ia mengatakan pihaknya juga kerap memberikan kemudahan kasbon atau hutang bagi anggota Manggala Agni yang membutuhkannya.

"Karena ada juga yang sudah berkeluarga dan kita upayakan membantu kasbon. Minimal kebutuhan dia bisa tercukupi," katanya.

Karena itu, ia berharap Kementerian LHK memperbaiki sistem pembayaran honor dari Manggala Agni agar jangan dimasukan dalam komponen PNBP melainkan ke belanja murni.

"Harapannya honor Manggala Agni masuk ke dalam komponen Rupiah murni sehingga bisa dikeluarkan sebagai belanja rutin. Karena tugas mereka sangat berat dan risikonya tinggi," katanya.

Ia menambahkan, anggota Manggala Agni mendapat honor Rp1,6 juta per bulan. Selama kebakaran besar melanda Riau, mereka mendapat insentif dari dana tanggap darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Jumlah insentif itu tidak seberapa, dan sampai sekarang juga belum cair dari BNPB karena mereka sangat berhati-hati dalam prosesnya," kata Zanir. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI