Mensos: Suku Anak Dalam Minta Lahan Bercocok Tanam

Rabu, 04 November 2015 | 19:06 WIB
Mensos: Suku Anak Dalam Minta Lahan Bercocok Tanam
Jokowi berdialog dengan suku Anak Dalam. [Tim komunikasi presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com -
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengklaim suku anak dalam di hutan Provinsi Jambi meminta lahan untuk bercocok tanam. Pemerintah pun akan memberikannya.

"Ada 43 rumah di Merangin untuk Suku Anak Dalam," kata Khofifah di Kantor Kemensos, Jakarta, Rabu (4/11/2015).

Dia menerangkan, kondisi kebakaran lahan dan hutan saat ini tidak memungkinkan untuk suku anak dalam bertahan hidup. Sehingga pemerintah berinisiatif untuk membangun rumah buat suku anak dalam. Meskipun, dia mengakui proses ini tidak mudah dan membutuhkan waktu yang lama serta negosiasi yang alot.

"Ada yang mau mereka hanya menyekolahkan anaknya saja, lalu kembali ke hutan, ada juga yang membiarkannya. Ada juga yang ingin dibuatkan rumah. Tapi mereka juga minta lahan untuk bercocok tanam," katanya.

Khofifah pun sudah berkordinasi dengan Pemerintah daerah terkait. Seperti di Kabupaten Sarolangun, Jambi, Bupati di lokasi tersebut telah menyiapkan lahan 1,5 hektare untuk satu kepala keluarga. Saat ini terdapat 9 kepala keluarga Suku Anak Dalam di Sarolangun.

Selain itu, di Kabupaten Merangin, Jambi, sekitar 43 rumah akan didirikan pada akhir tahun ini. Karena wilayahnya lebih luas, setiap kepala keluarga akan diberikan lahan seluas 2 hektare.

"Saya bilang ke Bupati supaya mereka diberikan pendampingan dalam bercocok tanam," ujar Khofifah.

"Saat ini, di dekat rumah yang dibangun (43 rumah yang dibangun pemerintah) itu sudah mulai ramai," tambah Khofifah.

Selain suku anak dalam, Kementerian Sosial lewat Dewan Pakar Komunitas Adat Terpencil (KAT), juga akan membangun pemukiman buat masyarakat KAT. Di samping itu, Khofifah menerangkan, yang terpenting dalam program ini adalah pembinaan dan pemberdayaan serta pelayanan sosial untuk KAT itu sendiri.

"Karena itu, ini butuh pekan pendampingan juga dari orang lokal. Dan karena itu butuh pendekatan yang lebih spesifik," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI