Sekarang, Supir Truk Sampah Jakarta Merasa Jadi Buronan

Rabu, 04 November 2015 | 16:08 WIB
Sekarang, Supir Truk Sampah Jakarta Merasa Jadi Buronan
Belasan truk dan gerobak sampah mengantre di lokasi Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebagian supir truk pengangkut sampah milik Dinas Kebersihan DKI Jakarta takut mengirimkan sampah ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, sejak terjadi penghadangan warga di perempatan Cileungsi, Bogor Timur.

‎"Sekarang kami jadi takut. Kami kerja rasanya kayak orang buronan. Saya berharap kondisi ini segera normal kembali agar lebih tenang bekerja," kata supir truk ‎bernama Deni (32)‎ kepada Suara.com di lokasi penampungan sampah sementara di kompleks DPR Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (4/11/2015) siang.

Aksi penghadangan truk sampah ‎yang dilakukan sekelompok warga didukung ormas serta LSM terjadi sejak Senin (2/11/2015) hingga hari ini. Mereka beralasan sudah tak kuat dengan aroma busuk yang keluar dari truk sampah yang lewat di daerah Cileungsi.

Deni bercerita dini hari tadi, truk yang dibawanya dan sejumlah truk lain dicegat warga saat lewat Cileungsi, lalu dipaksa kembali ke Jakarta.

"Saya masih takut-takut, tadi malam dicegat warga di Pangkalan Dua Bantargebang. Mereka bilang dari Karang Taruna ," kata dia.

Sejak tiga hari terakhir, dalam sehari, Deni hanya bisa mengangkut sampah satu kali. Itu pun tengah malam dan baru kembali ke Jakarta lagi jam 04.30 WIB.

"Kalau nomal, saya sehari dua rit mengangkut sampah ke Bantargebang, sekarang cuma satu rit (satu kali). Saya konvoi dengan teman-teman yang lain tengah malam," kata dia.

Supir bernama Paul juga mengalami hal yang sama dengan Deni.

‎"Dini hari tadi truk saya dicegat oleh warga di dekat Pasar Bantargebang. Saya dipaksa untuk putar balik, jadi terpaksa saya balik lagi," kata Paul kepada Suara.com.

Paul mengatakan tak hanya truk sampah dari Jakarta, truk dari luar daerah Jakarta juga mengalami hal yang sama. Mereka dicegat dan dilarang ke Bantargebang.

‎"Yang dari wilayah sini (Dipo komplek DPR) ada dua truk yang balik lagi dan tidak bisa buang sampah ke Bantargebang," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI