Suara.com - Kabar mengenai pemogokan massal yang bakal digelar para sopir Gojek menyusul adanya penurunan tarif per kilometer yang diberlakukan manajemen.
Hal tersebut dibenarkan salah seorang sopir Gojek, Budi (37). Meski demikian dirinya tetap tidak mau mengikuti ajakan pemogokan massal yang disebar melalui pesan singkat Whatsapp.
"Iya memang mas, tapi saya tetap beroperasi. Kalau nggak mau kerja mah mending nggak usah narik," kata Andi saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (3/11/2015).
Tama, sopir Gojek lainnya juga membenarkan aksi pemogokan massal. Dia mengaku akan tetap beroperasi seperti biasanya.
Namun, dirinya tidak akan memakai Atribut Gojek sebagai bentuk solidaritas terhadap adanya aksi mogok kerja.
"Kalau saya tetap beroperasi, tapi dengan nggak pakai atribut Gojek sih berarti udah menunjukkan solidaritas terhadap kawan yang lain," katanya.
Terkait soal adanya pemotongan tarif, dirinya juga membenarkan dan mengaku merasa dirugikan soal kebijakan sepihak manajemen Gojek.
"Kalau saya beroperasi ini karena tuntutan hidup mas, tapi saya tetap setuju dengan yang lainnya, karena ini merugikan buat kita," katanya