Suara.com - Empat warga Israel ditikam dalam beberapa serangan terpisah di luar kota Yerusalem dan Tepi Barat, Senin (2/11/2015). Sementara itu, seorang remaja Palestina yang mencoba menikam seorang tentara, ditembak mati.
Salah satu korban penikaman adalah remaja Palestina berusia 17 tahun. Si remaja mengalami cedera serius setelah ditikam oleh seorang warga Palestina di Netaya, wilayah yang berjarak 30 kilometer sebelah utara Tel Aviv. Penyerangnya berhasil dilumpuhkan polisi.
Sebelumnya, tiga warga Israel ditikam dalam serangan dekat terminal bus Rishon LeZion, 10 kilometer dari Tel Aviv. Si penyerang, remaja Palestina berusia 19 tahun asal Hebron, Tepi Barat, menikam dua orang di trotoar, dan seorang lainnya di sebuah toko pakaian.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan, korban adalah seorang perempuan berusia 80 tahun, sementara Departemen Kesehatan menyebut, dua dari tiga korban dalam keadaan kritis. Sang penyerang ditangkap petugas keamanan setelah terlebih dahulu dikepung di dalam toko pakaian tempatnya menjalankan aksi.
Serangan tersebut adalah yang pertama kali terjadi di luar kawasan Tepi Barat dan Yerusalem sejak tanggal 22 Oktober silam. Sedikitnya 19 warga Israel dan 68 warga Palestina terbunuh sejak awal bukan Oktober.
Gelombang kekerasan yang terjadi berpangkal dari sengketa penggunaan Masjidil Aqsa. Semua berawal dari kebijakan Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon, yang pada pekan lalu membubarkan dua organisasi Muslim, karena menghalangi peziarah Yahudi masuk di kawasan Masjidil Aqsa.
Ini meningkatkan kekhawatiran akan munculnya gerakan skala besar Palestina yang ketiga. Gerakan tersebut dikenal dengan sebutan gerakan Intifada.
Pada gerakan Intifada pertama (1987-1993) dan kedua (2000-2005), ratusan orang tewas terbunuh dalam kerusuhan yang hampir terjadi setiap hari antara warga Palestina dan Israel. (CNA/AFP)