Selain Hadang Truk, Warga Juga Pasang Spanduk Anti Sampah DKI

Senin, 02 November 2015 | 17:30 WIB
Selain Hadang Truk, Warga Juga Pasang Spanduk Anti Sampah DKI
Selain menghadang truk sampah Jakarta menuju TPST Bantargebang di persimpangan Cileungsi, Warga Bogor Timur juga pasang spanduk-spanduk penolakan [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selain menghadang truk pengangkut sampah milik Dinas Kebersihan DKI Jakarta di persimpangan Cileungsi, Bogor Timur, Jawa Barat, warga juga memasang spanduk untuk menampung tanda tangan tanda mendukung penolakan truk sampah lewat Cileungsi. Pasalnya, truk-truk tersebut dinilai meninggalkan bau busuk dan ceceran air lindi di jalan raya.

"Saya tandatangan di spanduk, karena saya mendukung penolakan truk sampah yang lewat. Karena ganggu sekali kalau lewat sini, baunya nyengat sekali," ujar warga Cileungsi bernama Asep (40) kepada Suara.com di simpang Cileungsi, Senin ( 2/11/2015).

Asep mengatakan bau busuk yang ditinggalkan truk sampah mengganggu kesehatan warga.

Hal yang sama juga diungkapkan pelajar SMK bernama Ria (16). Ria mengaku tiap kali melewati perempatan Cileungsi kesal karena selalu tercium aroma busuk dari ceceran air lindi di permukaan jalan raya.

"Sebel saja kalau berangkat sekolah kan lewat sini, mana macet terus juga baunya terasa sekali kalau lagi macet," katanya.

Menurut pengamatan Suara.com, dua spanduk putih dipasang warga di pagar bawah flyover perempatan Cileungsi. Spanduk pertama berisikan tulisan "Masyarakat Bogor Timur Menolak Sampah DKI."

Spanduk kedua bertuliskan "Warga Masyarakat Bogor Timur Menolak Dilintasi Mobil atau Truk Sampah DKI."

Aksi warga ini didukung oleh sejumlah ormas dan LSM, antara lain Pemantau Kinerja Aparatur Negara, Pemuda Pancasila, Laskar Merah Putih, dan Karang Taruna Cileungsi.

Dalam aksi, mereka berdiri di pinggir jalan sambil mengamati truk yang menuju ke TPST Bantargebang. Kalau ada truk sampah dari Jakarta, mereka langsung menghentikannya, lalu meminta supir kembali lagi ke Jakarta.

Aksi warga terjadi saat berlangsung polemik pengelolaan sampah antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, DPRD Kota Bekasi, dan pengelola sampah PT. Godang Tua Jaya. Polemik tersebut berujung saling gertak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI