Suara.com - Bagi DPRD DKI Jakarta tidak masalah apabila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutus kontrak kerjasama Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantergebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, dengan PT. Godang Tua Jaya. Hanya saja, Ibu Kota mesti siap dengan resikonya.
"Tapi catatannya, awas ya jangan sampai Jakarta jadi lautan sampah gara-gara nanti nggak bisa buang (di Bantargebang)," kata Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Mohamad Sanusi, di gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (2/11/2015).
Sanusi mengingatkan Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji untuk mengkaji ihwal kerjasama antara Pemprov DKI Jakarta dan PT. Godang Tua Jaya.
Berdasarkan bocoran yang didapat Sanusi, kalau kontrak kerjasama diputus, PT. Godang Tua Jaya dan mitra kerja: PT. Navigate Organic Energy Indonesia akan menunjuk pengacara Yusril Ihza Mahendra untuk menggugat Pemerintah Jakarta.
"Kalau sampai pemutusan kontrak ini digugat ketemu police line kita mati. Dan dari informasi yang kita dapat Godang Tua dan Navigate pengacaranya udah pakai Prof. Yusril Ihza Mahendra," kata Sanusi.
Anggota Fraksi Partai Gerindra itu menyerahkan sepenuhnya penanganan masalah tersebut kepada pemerintah Jakarta.
"Nah terserah deh penyelesaiannya bagaimana, tapi ingat sekali lagi jangan sampai APBD 2016 digantung hanya karena masalah Dinas Kebersihan. Nggak akan selesai-selesai nanti. Makanya kita minta dicarikan way out yang pasti dan cepat," katanya.
Di tengah polemik pengelolaan sampah, siang ini, ratusan warga Cileungsi, Bogor Timur, didukung sejumlah organisasi kemasyarakatan dan LSM memaksa puluhan truk pengangkut sampah warga Jakarta yang akan ke Bantargebang untuk kembali lagi ke Jakarta. Mereka mencegat truk di perempatan Cileungsi, tepatnya di bawah flyover.
"Truk sampah DKI yang kita hadang hingga siang ini sudah berjumlah 28 truk sampah," ujar Ketua LSM Pemantau Kinerja Aparatur Negara Cileungsi, Rommy Sikumbang, kepada Suara.com, di perempatan Cileungsi.
Menurut pengamatan Suara.com, dua truk pengangkut sampah yang hendak melintas, langsung dihentikan. Lalu, massa meminta supir untuk berputar arah lagi.
"Puter balik, puter. Bawa pulang (sampahnya)," ujar anggota LSM yang ikut menghadang truk di bawah flyover.
Para supir truk tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti keinginan massa.