Imbas Jatuhnya Metrojet, Maskapai Hindari Terbang di Atas Sinai

Ruben Setiawan Suara.Com
Senin, 02 November 2015 | 09:30 WIB
Imbas Jatuhnya Metrojet, Maskapai Hindari Terbang di Atas Sinai
Serpihan pesawat Metrojet yang jatuh di Sinai. (Reuters/Mohamed Abd el Ghany)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jatuhnya pesawat Airbus A321 milik maskapai Kogalymavia atau Metrojet masih menjadi misteri. Belum diketahui apa penyebab jatuhnya pesawat yang menewaskan seluruh penumpang dan krunya itu.

Informasi terbaru dari penyidik, pesawat yang membawa 224 orang itu pecah di udara sebelum akhirnya jatuh di kawasan Sinai, Mesir. Akibatnya, serpihan pesawat tidak terkumpul di satu tempat, melainkan tercecer di kawasan seluas sekitar 20 kilometer persegi.

ISIS mengklaim sebagai dalang di balik insiden tersebut. Namun, Rusia membantah klaim tersebut dengan anggapan ISIS tidak mungkin memiliki senjata yang mampu menyasar target pada ketinggian 30 ribu kaki.

Sinai adalah zona rawan konflik di mana tentara pemerintah Mesir memerangi kelompok pemberontak yang menyatakan kesetiaan mereka terhadap ISIS.

Menyusul insiden ini, ada beberapa maskapai penerbangan yang memutuskan untuk tidak terbang di atas kawasan Semenanjung Sinai. Hal itu diambil sebagai langkah pencegahan sampai ada informasi akurat soal penyebab jatuhnya pesawat.

Yang pertama adalah maskapai Emirates yang berbasis di Dubai, Uni Emirat Arab.

"Emirates saat ini menghindari terbang di atas Semenanjung Sinai sampai ada informasi lebih lanjut," kata pihak maskapai.

Maskapai lainnya, yakni Qatar Airways, Air France, dan Lufthansa, memastikan akan mengalihkan rute terbang pesawat-pesawat mereka. Maskapai Malaysia Airlines mengatakan, akan menghentikan rute tersebut sejak tiga hari yang lalu, karena tidak mau mengambil risiko.

Sementara itu, maskapai British Airways menolak berkomentar, sedangkan maskapai Inggris lainnya, EasyJet mengaku memilih mematuhi nasehat Departemen Transportasi Inggris yang menyarankan agar maskapai penerbangan Inggris tidak terbang di atas kawasan Sinai tengah dan utara.

Bulan November lalu, Badan Keselamatan Penerbangan Eropa sudah mewanti-wanti maskapai penerbangan akan risiko terbang dengan ketinggian di bawah 26.000 kaki di atas kawasan tersebut. Pasalnya, ada kekhawatiran pesawat akan jadi sasaran tembak rudal anti pesawat dan manpads, rudal lontar yang diletakkan di bahu. (FT)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI