Politisi Minoritas di Tengah Diskriminasi Muslim Myanmar

Minggu, 01 November 2015 | 13:06 WIB
Politisi Minoritas di Tengah Diskriminasi Muslim Myanmar
Khin Maung Thein. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kota Mandalay di Myanmar utara merupakan pusat mayoritas Buddha. Di sana ramai biara-biara dan biarawan di Vihara. Bahkan tak hitung jumlahnya.

Jauh lebih mudah menghitung jumlah Muslim di Mandalay. Uniknya, ada satu muslim di kota itu berjuang mendapatkan suara menjadi anggota parlemen di pemilihan umum bersejarah Myanmar, 8 November 2015 mendatang.

Khin Maung Thein si calon anggota legislatif muslim di Mandalay. Dia adalah dari partai Nasional Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi.

Rumahnya yang berlantai dua, Khin gunakan sebagai markas pendukungnya. Di sana juga berjalan usaha Khin di bidang percetakan.

Khin sadar langkahnya itu agak membahayakan. Sebab di Myanmar isu diskriminasi terhadap muslim mengeruak setelah muncul kelompok ekstrimis yang membenci kelompok rohingnya.

Sebagai calon Muslim tunggal di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar dan benteng bagi ekstrimis, Khin mempunya penghalang utama. Yaitu kelompok ultranasionalis Buddha, Ma Ba Tha.

Kelompok ini menyerukan untuk memboikot bisnis milik muslim dan larangan nikah dengan Muslim. Puluhan calon Muslim telah didiskualifikasi dan hak suara dihapus dari ratusan ribu Muslim Rohingya di Myanmar barat.

"Muslim telah menderita di Myanmar dalam beberapa tahun terakhir dan ini mendorong kita untuk masuk ke parlemen," kata Khin.

Khin menyebut dirinya sebagai keturunan Pathi, sebuah kelompok Muslim berdarah Persia dan sudah tinggal di Myanmar berabad-abad lalu.

Muslim berjumlah sekitar 5 persen dari 51 juta penduduk Myanmar. Kekerasan atas nama agama telah menewaskan ratusan orang di sana. Sebagian besar umat Islam. Kekerasan ini terjadi sejak pemerintahan sipil yang didukung militer mengambil alih kekuasaan pada tahun 2011.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI