Ini Alasan JK Gelar Salat Minta Hujan

Minggu, 01 November 2015 | 10:10 WIB
Ini Alasan JK Gelar Salat Minta Hujan
Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah pejabat negara salah minta hujan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (1/11/2015). [suara.com/Bagus Santosa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan, alasan menggelar salat minta hujan karena pemerintah sudah kerja keras memadamkan api kebakaran lahan di Sumatera dan Kalimantan. Hal itu dikatakan JK usai melaksanakan Salat Istisqa, doa turun hujan, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (1/11/2015).

"Upaya manusia kita sudah maksimal, dari udara, dari darat. Tentu doa juga, kalau upaya sudah maksimum harus dibarengi dengan doa, bukan sekali, dua kali, tiga kali doa," kata JK.

JK berharap aski kali ini bisa membantu penanganan kabut asap supaya bisa cepat kelar, sekaligus mengucap syukur karena beberapa lokasi sudah mulai turun hujan.

"Padahal banyak perkiraan hujan baru Desember, tapi sebagian sudah kena hujan. Maka, kalau usaha manusia udah maksimum maka doa yang mendorong usaha maksimum biar tercapai," katanya.

Di sisi lain, upaya pemadaman api penyebab kabut asap ini juga terus dilakukan pemerintah. Di antaranya adalah dengan membuat hujan buatan.

JK menyebut mengerahkan pesawat hercules untuk membantu membuat hujan buatan.

"Hujan buatan, satu syaratnya, harus ada awan karena hujan buatan itu hanya mempercepat awan itu menjadi hujan, tidak bisa menciptakan hujan sendiri, hanya mendorong awan menjadi hujan," kata dia.

Untuk penangan korban, JK mengatakan, tengah memikirkan jangka panjang untuk jalan keluarnya. Sebab, menurutnya, ada efek jangka panjang dari korban asap ini.

"Korban asap itu sebenarnya bukan hanya terjadi hari ini tapi jangka panjang akibatnya kalau kita tidak selesaikan segera, asap yang bisa saja langsung orang sakit tapi bisa jangka panjang. Kalau anak-anak sejak kecil kena asap itu pasti timbul penyakit jangka panjang," kata dia.

Selain korban, JK menambahkan, pemerintah tengah memikirkan langkah supaya pembakaran lahan tidak begitu mudah terjadi. Caranya, sambung JK, dengan melakukan restorasi gambut secara nasional.

"Itu dari sekarang kita selesaikan dan yang paling penting adalah penyelesaian gambut. Karena asap itu yang terbesar datang dari kebakaran gambut atau hutan jangka panjang. Maka sebabnya harus diselesaikan dengan penyelesaiannya kebakaran dan restorasi daripada gambut itu secara nasional," tutur Politisi Senior Golkar ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI