Israel-Palestina Memanas, 2 Warga Palestina Tewas Ditembak

Esti Utami Suara.Com
Jum'at, 30 Oktober 2015 | 08:59 WIB
Israel-Palestina Memanas, 2 Warga Palestina Tewas Ditembak
Ilustrasi perang Palestina-Israel. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bentrokan terus terjadi antara Israel dan Palestina. Dua warga Palestina tewas pada Kamis (29/10/2015) dalam dua peristiwa terpisah di kota Al-Khalil (Hebron), bagian selatan Tepi Barat.

Pada Kamis pagi, Mohamed Awawdeh, pejabat di Kementerian Kesehatan Palestina, mengkonfirmasi bahwa militer Israel menembak dan menewaskan seorang Palestina yang diduga menikam seorang prajurit Yahudi di Tepi Barat Sungai Jordan.  Juru bicara polisi Israel mengatakan peristiwa tersebut terjadi di dekat Makam Para Nabi, tempat suci buat umat Muslim dan Yahudi.

"Setelah pemuda itu meninggal, militer Israel menahan mayatnya dan menolak untuk menyerahkan kepada keluarganya," kata Awawdeh, sebagaiman dikutip Xinhua. Ia menambahkan militer Israel masih menahan 20 mayat orang Palestina sejak awal Oktober, kebanyakan dari mereka berasal dari Al-Khalil.

Pada Kamis malam, Awawdeh mengatakan satu lagi orang Palestina ditembak hingga tewas oleh tentara Israel di Al-Khalil. Identitas laki-laki tersebut belum diketahui dan mayatnya dibiarkan tergeletak di tanah, tambah pejabat Palestina itu.

Saat ketegangan di lapangan terus bergolak, berbagai faksi Palestina, termasuk HAMAS, menyerukan satu hari lagi ungkapan kemarahan terhadap Israel pada Jumat.

Sementara itu, pemimpin Palestina juga melancarkan pertempuran diplomatik internasional guna mencari perlindungan buat rakyat Palestina. Kementerian Luar Negeri Palestina pada Kamis menuduh pemerintah Israel melakukan terorisme terorganisir terhadap rakyat Palestina.

"Pemimpin partai sayap-kanan dan tokoh ekstrem sayap-kiri di dalam pemerintah Israel bersaing untuk melancarkan metode baru penindasan dan gangguan terhadap orang Palestina," kata kementerian tersebut di dalam satu pernyataan.

"Yang paling akhir adalah usul Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mendirikan pengadilan sipil guna mempercepat penghukuman kolektif dan mengeluarkan instruksi pehananan administratif, penghancuran rumah dan pencabutan izin tinggal," tambah pernyataan tersebut.

Kementerian Luar Negeri Palestina menganggap tindakan itu sebagai agresi barbar nyata yang dipraktekkan oleh kekuatan pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina, dan menyeru masyarakat internasional agar mendesak Israel untuk menghentikan semua kejahatan tersebut.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, jumlah korban jiwa di pihak Palestina akibat tindakan militer dan polisi Israel sejak awal Oktober telah naik jadi 68 orang.

Lebih dari 2.000 orang Palestina cedera dalam berbagai bentrokan dengan pasukan keamanan Israel. Gelombang terakhir bentrokan tersebut meletus pada September di kompleks Masjid Al-Aqsha, Jerusalem Timur, dan menyebar ke seluruh Israel, Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Beberapa hari belakangan Al-Khalil, kota tempat tinggal sebanyak 1.000 pemukim Yahudi di bawah penjaga militer kuat di antara puluhan ribu orang Palestina, menjadi ajang utama bentrokan. Israel menyebut gelombang bentrokan itu telah menewaskan 11 orang Yahudi. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI