Para korban dalam kasus dugaan penipuan pembayaran uang kuliah di kampus UPI YAI mengaku merasa ada yang tidak beres dengan sistem di kampus mereka. Pasalnya, kasus ini diduga sudah berlangsung sejak tahun 2002 silam dengan korban mencapai 1.080 orang, namun sama sekali tidak terdeteksi oleh pihak kampus.
"Nah kok bisa dah nggak ketahuan kasus ini sama pihak kampus, padahal ini kan dari tahun 2002," kata salah satu mahasiswa UPI YAI, Naldo, kepada Suara.com saat di kampus, Kamis (29/10/2015).
Dirinya pun juga menjelaskan seharusnya pihak kampus melakukan audit.
"Kenapa nggak ada tutup buku atau audit? Terus ini baru ketahuan juga karena medsos (media sosial) kan," ujarnya.
Selain itu, dirinya juga menjelaskan bahwa sistem yang saat ini sudah berjalan di UPI YAI tidak benar.
"Katanya mau ikut berapa kali cashback juga nggak bakal ketahuan, berarti nggak bener dong sistem UPI YAI," katanya.
Sebelumnya diketahui, salah satu mahasiswa Fakultas Komunikasi UPI YAI yang menjadi korban cashback, Naldo, mengatakan sempat tidak percaya dengan adanya cashback yang ditawarkan kepada dirinya. Akan tetapi, karena ada temannya yang mengajaknya, dirinya langsung bertemu dengan tersangka Kartika atau Tika.
"Awal semester satu masih bayar sendiri ke kampus. Nah, pas semester dua ketiga baru lewat cashback, karena gua tergiur sama tawarannya Tika, nawarin 10 persen dari pembayaran gua Rp.5 juta, nah gua kan dapet Rp.500 ribu, kan lumayan itu," kata Naldo kepada Suara.com di kampus UPI YAI, Kamis (29/10/2015).
Menurut pengakuan Naldo, sebelum bertemu dengan Tika, dirinya sempat diminta mengisi biodata lengkap terlebih dahulu.
"Nah pas hari Minggu, gua ketemuan sama Tika di Utan Kayu, Jakarta Utara. Gua juga nggak curiga, karena dia bilang dah ada slipnya, dan soalnya slipnya itu asli juga pas gua liat," ujarnya.