Suara.com - Namun Badrodin enggan menjelaskan peta jaringan ekstrimis tersebut. Sejauh mana gerakan mereka melakukan aksi teror dan ancamannya terhadap keamanan nasional. "Saya tidak bisa sampaikan persisnya," pungkasnya.
Sebelumnya Badrodin mengatakan, putra sulung Imam Samudra itu bergabung dengan ISIS dan tewas dalam perang di Suriah. Kabar itu ia peroleh dari jaringan Polri di sana. "Berdasarkan informasi dari orang-orang (jaringan) yang di sana, benar itu anak Imam Samudra," kata Badrodin saat ditemui di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Senin (26/10).
Dia mengungkapkan, sampai saat ini berdasarkan data yang diperoleh terdapat sebanyak 350 warga negara Indonesia (WNI) yang bergabung dengan kelompok ekstrim ISIS di Suriah. Namun bila dengan yang tidak terdata tak menutup kemungkinan mencapai seribu orang. "Yang by name ada 350 WNI, namun yang illegal belum terdata dengan bail. Misal saya bilang 1.000 nanti ditanya datanya mana," tuturnya.
Perlu diketahui, Umar Jundul Haq (19) yang biasa dipanggil Uncu dikabarkan sudah bergabung ke ISIS sejak dua tahun lalu. Uncu adalah anak sulung Imam samudra yang telah dieksekusi mati pada 2008 lalu bersama Amrozi dan Muklas.
Kabar kematian Uncu pertama kali disebut oleh pengamat terorisme dari Instittute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sydney Jones.